Kantong Darah Pertamaku!

Hi readers! 

Ga kerasa yaa, sudah masuk bulan kedua di tahun 2024. Bagaimana 2024 kalian? 

Tahun lalu, aku menulis resolusi untuk tahun 2023. And yes, i did some of my resolution, wohoo.

👉🏻 Resolusi 2023

Tahun ini aku tidak akan menulis tentang resolusi lagi di blog ini. Cukup menyimpannya saja di buku catatanku. 

Aku hanya akan menulis hal-hal berkesan, dan semoga menginspirasi. 

Aku menyibukkan diri dengan banyak sekali aktivitas diawal tahun ini. Seperti memulai kursus menyetir mobil, mengambil kelas bahasa inggris, dan rutin olahraga. 

Rasanya menyenangkan sekali memulai semuanya. Meski lelah, tapi memuaskan! 

Dan hari ini, aku akan mencatat sejarah di hidupku. Selasa Februari akhirnya untuk pertama kali, aku berhasil mewujudkan: KANTONG DARAH PERTAMAKU! 

Yeaaaayyyy!!! 

Ya, aku berhasil mendonorkan darahku. Aku tidak tahu bagaimana harus mengekspresikannya, tapi aku sungguh bahagia dan puas sekali. 

Donor darah ini, adalah hal yang aku usahakan sejak (mungkin sekitar) 10 tahun lalu. Rasanya seperti, aku merasa hidupku lebih berguna saja jika sebagian dari diriku, bisa bermanfaat bagi orang lain. Mendonorkan darah bagi mereka yang membutuhkan, memberi arti sendiri bagi hidupku. 

Keinginan ingin donor darah ini sudah ada sejak aku masih mahasiswa. Hanya saja saat itu, aku belum bisa donor karena berat badan masih di bawah 45 kilogram (kg). Untuk bisa donor, berat badan seorang pendonor minimal di angka 45 kg. 

"Orang yang memiliki berat badan terlalu ringan, atau kurang dari 45 kg, dianggap memiliki jumlah darah yang sedikit. Sehingga dikhawatirkan tidak bisa menoleransi pengambilan darah saat proses donor." --Halodoc.com--

Tahun 2022, saat aku bekerja di Kaltara entah bagaimana berat badanku meningkat sampai 50 kg. Either I was happy or stress, tapi aku menyambutnya dengan langsung mendatangi PMI (Palang Merah Indonesia) setempat untuk mendonorkan darahku. 

Di tahap screening, ternyata aku gagal di tekanan darah. Tensiku saat itu, 90/70 tidak memenuhi syarat minimal tekanan darah saat donor: 

"Tekanan darah harus berada di angka 100-160 untuk sistolik dan 70-100 untuk diastolik." --Halodoc.com--

Aku disarankan mengonsumsi asupan yang dapat meningkatkan tensi darah. Saat itu juga, aku langsung pulang untuk mengonsumsi sayur bayam dan daging ayam sesuai saran nakes (tenaga kesehatan). Aku bahkan kembali lagi ke PMI di hari yang sama, berharap tensiku sudah membaik dan cukup untuk melakukan donor darah. 

Ternyata, masih gagal. Hari-hari berikutnya, berkali-kali mencoba dan tetap gagal karena tensi yang masih rendah. 

Sepanjang 2023, aku rutin melakukan screening donor darah di PMI Kota Samarinda. Ada saja kendalanya, batuk sedikit tidak boleh. Kurang tidur, tidak boleh, dan syarat utama lain seperti tensi darah, suhu tubuh, ukuran denyut nadi, dan kadar hemogoblin (hb). 

Syarat terakhir itu, menjadi tantangan terbaru. Ketika semuanya sudah memenuhi syarat, ternyata kadar hemoglobinku kurang.  

Screening terakhirku di tanggal 10 Januari 2024, kadar hemogoblinku tercatat: 12,3 gr/dl. Sementara syarat donor itu minimal 12,5 gr/dl. 

"Kadar hemogoblin 12,3 gr/dl itu sebenarnya normal. Tapi untuk donor, kami syaratkan 12,5 gr/dl karena nanti saat donor kan hemogoblin pasti menurun. Jadi meski menurun tetap di kadar normal, karena kondisi hb-nya tinggi," -- nakes PMI Samarinda -- 

Aku menuruti saran nakes untuk mengonsumsi banyak sayuran hijau dan minum Tablet Tambah Darah (TTD) untuk meningkatkan hb. 

Demi apapun, aku sebenarnya tidak bisa minum kapsul. Tapi terpaksa aku minum demi meningkatkan hb.

Sebulan kemudian 6 Februari 2024 aku kembali screening dan yes! I checked all on the list ✔️.

Sedang batuk? Tidak!

Tidur cukup? Ya!

Sudah sarapan? Sudah!

Walaupun setelah lolos screening, aku sebenarnya agak panik karena tidak siap donor darah saat itu. Aku random saja melakukan screening karena kebetulan lewat PMI dan hanya mampir dengan ekspektasi: "paling tidak lolos lagi," 

Ketika ternyata lolos, aku belum menyiapkan mental untuk ditusuk jarum dan melihat darahku keluar.... 

Tapi yaa, karena sudah basah, mandi saja sekalian. 

Aku memilih pengambilan darah dari lengan kiri. Jarum yang digunakan untuk donor ternyata lebih besar dari jarum suntik biasa. 

"Agak sakit yaa mba, karena jarumnya lebih besar dari biasanya," kata nakes Mba Leny Adiva yang menanganiku.

"Waduh..." 

Aku menutup mata dan membayangkan akan sesakit apa. Ternyata, sst. Hanya seperti disengat semut merah. Aman, bisa ditahan. 

Lenganku ditusuk jarum hingga ke pembuluh darah dan dialirkan dengan selang kecil ke dalam kantong sambil ditimbang sampai 350 ml. 

Kantong itu harus terisi penuh. Kalau tidak penuh, tidak bisa dipakai untuk didonorkan kepada pasien. 

Kata nakes, karena ini pertama kali, ada kemungkinan aku akan pusing atau mual. Tapi ternyata, aku baik-baik saja. Sehat sekali. Never been better before this.

"Setelah donor pertama kali, jaraknya 60 hari untuk donor kembali ya mba," pesan nakes saat proses donorku selesai. 

I almost cried seeing a bag full of my blood. Lalu berpesan dalam hati, 

"Untuk siapapun ini, semoga bermanfaat...." 

-- Khajjar. R --

 

Syarat Donor Darah

  • Kondisi fisik harus dalam keadaan sehat, jasmani maupun rohani. 
  • Berusia 17-60 tahun. 
  • Memiliki berat badan minimal 45 kilogram 
  • Suhu tubuh 36,6-37,5 derajat Celcius.
  • Tekanan darah harus berada di angka 100-160 untuk sistolik dan 70-100 untuk diastolik.
  • Saat pemeriksaan, denyut nadi harus sekitar 50-100 kali per menit. 
  • Kadar hemoglobin minimal 12 gr/dl untuk wanita, dan minimal 12,5 gr/dl untuk pria. (Halodoc.com)

Share:

0 komentar