CATATAN SKETSA: BEHIND THE SCENE (BTS) BINCANG EKSKLUSIF BERSAMA PAK REKTOR
Hai, I am coming back again with my story.
Setelah nulis ‘Catatan Sketsa: Jilid Satu’ tentang curahan hati demisnya saya.
Sekarang saya mau cerita lagi tentang salah satu momen berkesan di Sketsa. Maaf
yaa random gini. Karena saya emang lagi banyak pikiran. Berantakan banget ini
dalam kepala.
Sebenernya kalo
mau urut, harusnya saya cerita dari awal gimana saya masuk Sketsa, jadi anggota
magang, staf redaksi sampai ketua umum. Tapi karena isi kepala saya lagi semerawut,
saya mau nulis yang pas lagi lewat dikepala saya. Buka laptop, itu yang
tepikir,, yaa itu yang saya tulis. Dari pada nyari-nyari lagi ingatan tiga
tahun lalu yang gak tau keselip di otak bagian mana.
Oke, let’s begin the story. . .
Saya mau cerita tentang behind the scene-nya pas kita syuting Bincang Eksklusif. Jadi Bincang
Eksklusif (anak Sketsa nyingkatnya Bisul) itu adalah salah satu program dari Sketsa Production yang emang udah
disusun sejak awal bersama 3 program lainnya. Yaitu Katalis, Sketsapedia dan
Catatan Sketsa. Cuma karena kendala ini dan itu, Bincang Eksklusif baru rilis
di masa akhir kepengurusan. Itu pun dengan motivasi ‘kejar setoran’ sebelum
Mubes.
Oh ya, sekedar
informasi Sketsa Production adalah produk baru LPM Sketsa tahun 2017 dibidang
videografi yang terbit dalam platform Youtube. Menambah ragam produk Sketsa
lainnya selain berita dan majalah digital
lewat platform website. Ada juga sih majalah cetak tapi gak rutin terbitnya.
Ide produk
videografi ini datang dari kakak alumni, Kak Tebe yang langsung saya terima dan
eksekusi. Pertama, karena saya pribadi memang memiliki ketertarikan dibidang broadcasting. Kedua, untuk memadatkan
aktivitas anggota Sketsa, selain rutinitas rapat redaksi dan liputan. Proses
shooting saya pikir bakal lebih seru dan menyenangkan. Karena akan dikerjakan
dalam bentuk tim. Gak seperti berita yang bisa selesai hanya dengan satu
reporter.
Pimpinan Sketsa
Production kita sebut Produser yang dipegang oleh Jati Dwi Juwitaningrum di bawah
naungan Divisi Redaksi. Saya sebagai Eksekutif Produser dan Kak Tebe sebagai
pengarah produksi. Awalnya, produk videografi mau kita kasih nama Sketsa TV.
Tapi ternyata, kata TV itu hanya boleh digunakan oleh stasiun TV resmi . Jadi
kalo platformnya youtube, gak bisa pakai kata TV (ilmu baru).
Dalam waktu 10
bulan ini kita sudah menghasilkan 23 video. 9 video Katalis, 1 Sketsapedia, 1 Catatan Sketsa, 5 Bisul dan sisanya video random (yang bukan program). Paling banyak video kita sudah
ditonton 1200 kali untuk program Sketsapedia dengan topik Bahasa Samarinda. (Ini link-nya https://www.youtube.com/watch?v=zx7ez-b4Hsg )
Nah untuk
Bisul episode perdana kita minta Rektor Unmul, Prof Masjaya buat jadi bintang tamu. Karena dibawah kepemimpinan beliau, tahun ini Unmul dapat akreditasi A dan momennya emang pas habis dies natalis Unmul ke 55. Pertimbangan lainnya adalah karena ini episode perdana, jadi harus didongkrak
dengan bintang tamu yang istimewa. Siapa lagi kalau bukan orang nomor satunya Unmul?
Hamdalah emang
lagi rejeki, ngatur jadwal syuting sama Prof Jaya gak sulit. Padahal siapa yang
gak tau gimana padatnya jadwal seorang rektor. Kami bikin janji itu sekitar 2
minggu sebelum syuting. Cuma yaa gitu, harus bolak-balik nemuin beliau buat ngingatin jadwal syuting.
Dan karena ini momen pertama kalinya kita syuting sama Pak Rektor, kita bener-bener all out buat terlihat profesional di depan Pak Rektor. Untuk persiapan, kita rehearsal di H-5 syuting. Saking totalitasnya, pas rehearsal kita sewa go car untuk set di dalam mobil. Dan Wawal yang meranin jadi Pak Rector.
Dan karena ini momen pertama kalinya kita syuting sama Pak Rektor, kita bener-bener all out buat terlihat profesional di depan Pak Rektor. Untuk persiapan, kita rehearsal di H-5 syuting. Saking totalitasnya, pas rehearsal kita sewa go car untuk set di dalam mobil. Dan Wawal yang meranin jadi Pak Rector.
Hari-H Syuting itu dua
hari Jumat-Sabtu tanggal 13-14 Oktober. Itu pas hari ultahnya saya, hehe (info gak penting banget). Sebelum syuting, biasalah ada trouble dikit, kita kekurangan kameramen dan perubahan scene yang mendadak. Sedikit nervous juga sih karena syuting sama Pak Rektor. Biasanya kan sama mahasiswa aja. Untungnya Pak Rektor baik dan easy going banget. Beliau bener-bener kooperatif banget sama tim. Script kita ubah-ubah, minta syuting dimobil, di rumah dan lain-lainnya beliau 'oke' aja.
Nah yang bikin nerveous kita juga hilang seketika, pas syuting di scene pertama adalah karena pak rektor muji host Bisul yang cantik. Jadi waktu perkenalan tim, ketika saya perkenalkan "Ini host kita Prof, Fadiah Adlina Ilkom 2015," beliau langsung muji "Waah cantiknya," Seketika kita langsung berubah PD karena punya host yang cantik. Seterusnya suasana syuting jadi cair banget dan lebih santai.
Untuk scene pertama itu, host opening dulu, nyapa Pak rektor di lobby Rektorat. Baru lanjut ngobrol dalam mobil di perjalanan pulang ke rumah jabatan. Sebelum mobil berangkat, saya pesen memang sama sopirnya, Pak Arif biar jalannya agak pelan. Maksudnya biar proses wawancaranya agak lama dalam mobil. Karena normal dari rektorat ke rumah jabatan rektor itu cuma 3 menit. Eh tapi ternyata mobilnya jalan lambat banget kayak siput. Lambaaat banget, terlalu lambat bahkan. Maksud saya agak pelan, tapi gak selambat itu juga. Yang normal 3 menit jadi 15 menit. Sampe sempet macet dan diteriakin pengguna jalan yang lain.
Nah yang bikin nerveous kita juga hilang seketika, pas syuting di scene pertama adalah karena pak rektor muji host Bisul yang cantik. Jadi waktu perkenalan tim, ketika saya perkenalkan "Ini host kita Prof, Fadiah Adlina Ilkom 2015," beliau langsung muji "Waah cantiknya," Seketika kita langsung berubah PD karena punya host yang cantik. Seterusnya suasana syuting jadi cair banget dan lebih santai.
Untuk scene pertama itu, host opening dulu, nyapa Pak rektor di lobby Rektorat. Baru lanjut ngobrol dalam mobil di perjalanan pulang ke rumah jabatan. Sebelum mobil berangkat, saya pesen memang sama sopirnya, Pak Arif biar jalannya agak pelan. Maksudnya biar proses wawancaranya agak lama dalam mobil. Karena normal dari rektorat ke rumah jabatan rektor itu cuma 3 menit. Eh tapi ternyata mobilnya jalan lambat banget kayak siput. Lambaaat banget, terlalu lambat bahkan. Maksud saya agak pelan, tapi gak selambat itu juga. Yang normal 3 menit jadi 15 menit. Sampe sempet macet dan diteriakin pengguna jalan yang lain.
“Woy baru
belajar yaa!” parah. Pada gak tau kali kalo itu mobil Rektor.
Sementara, proses taping dalam mobil cukup lancar meskipun lupa bawa audio dan host yang banyak improve. Tapi karena host dan kameramennya sangat berbakat, masalah kecil gitu mah bukan apa-apa.
Syuting hari pertama selesai. Lanjut dihari kedua dengan 4 segmen sekaligus. Pak rektor baik banget, udah ngasih izin kita syuting di rumah jabatan, kita datang telat gak marah, minta syuting pindah-pindah dibolehin. "Prof kita shoot di ruang tamu yaa/Oke/ Prof take ulang yaa/Oke/ Prof shoot sama ibu yaa/Okeee." Udah gitu selesai syuting, dikasih duit lagi. Buat makan siang kru katanya. Baiknyaaaaa.
Sementara, proses taping dalam mobil cukup lancar meskipun lupa bawa audio dan host yang banyak improve. Tapi karena host dan kameramennya sangat berbakat, masalah kecil gitu mah bukan apa-apa.
Syuting hari pertama selesai. Lanjut dihari kedua dengan 4 segmen sekaligus. Pak rektor baik banget, udah ngasih izin kita syuting di rumah jabatan, kita datang telat gak marah, minta syuting pindah-pindah dibolehin. "Prof kita shoot di ruang tamu yaa/Oke/ Prof take ulang yaa/Oke/ Prof shoot sama ibu yaa/Okeee." Udah gitu selesai syuting, dikasih duit lagi. Buat makan siang kru katanya. Baiknyaaaaa.
Shoot terakhir dilanjut Senin buat taping video aktivitas Pak Rector. Saya dan Syarif yang jadi kameramen stay di
ruangan. Saya pikir kami akan keluar masuk, misalnya kalo ada tamu penting kami disuruh keluar dulu gitu. Ternyata enggak sama sekali. Kita stay aja terus sampe selesai. Santai aja Pak Rektor ada kami. Mungkin tamu-tamu beliau yang heran, "Ini ngapain sih mereka nih."
**
Seminggu kemudian, akhirnya, Program Bincang Eksklusif Bersama Rektor Unmul, Prof.Dr.H. Masjaya, M.Si rilis di channel youtube Sketsa. Saya berterima kasih banget buat editor videonya, Ajey, karena dia ngeditnya cepet dan gak banyak drama. Beres aja pokoknya. Itu pun karena dia lagi sibuk, jadi nyelesaikan editing videonya seminggu. Padahal kalo gak sibuk, dia janji nyelesaikan editingnya, 3 hari. Gitu aja, dia mintaa maaf terus karena lewat deadline. "Gak papa Jey, yang penting gak mundur sebulan."
After shooting day 1 |
Scene 1 |
Kak Tebe: Penggagasnya Sketsa Production dan tanpa tapi selalu bantuin kita. Sosok kakak di Sketsa |
Ajey: Editor canggihnya Sketsa. Kemapuan editing videonya dah expert banget. Moga kurang-kurang yaa sibuknya, biar bisa all out di Sketsa Production, |
MUA-nya Sketsa yang gak kalah cetar sama artistnya |
Day 3: Taping aktivitas Rektor di kantor |
Muka capek kita. Padahal syuting juga belom 😂😂 |
Berikut saya cantumkan link Bincang Ekskusif yaaaa. Happy watching, dan jangan lupa subscribe. Thanks!
Last but not least, saya ngucapin terima kasih sebanyak-banyaknya buat all crew,
terutama yang udah bantu shooting bisul. Kameramen, audioman, make up
artist (MUA), sampe yang bantu beli gado-gado buat Pak Rektor, makasih
lah. Semoga Sketsa Production makin sukses, makin banyak program bermanfaat. Katalis makin gahar, Sketsapedia makin seru, dan Catatan Sketsa makin lucu. Banyak yang nonton, subscribe, dan banyak iklan. Makasih juga buat bintang
tamu perdana-nya Bisul, Pak Rektor, Prof Masjaya. Sehat terus Prof, salam hormat.
High Five!!
Khajjar R
Tags:
Prolife
0 komentar