Satu-satunya transportasi darat yang langka, asing dan belum pernah gue naikin adalah
kereta api (KA). Langka karena di Indonesia, setau gue kereta api cuma ada di Jawa dan
beberapa kota di Sumatera. Di Indonesia bagian tengah, seluruh pulaunya gak ada yang
dilintasi kereta api termasuk provinsi gue di Kalimantan Timur (Kaltim). Dan gue fikir itu
juga berlaku di Indonesia bagian timur.
Selama ini gue liat kereta api hanya di film-film. Terutama film Harry Potter yang setiap
sekuelnya pasti ada adegan naik kereta api. Jadi pas gue punya kesempatan naik kereta
api beneran, gue ngerasa gue bakal ke Hogwarts.
Pengalaman gue naik kerta api ini berawal ketika gue les bahasa inggris di Pare, Kediri
bulan agustus 2015 lalu. Gue emang udah niat, selama di Jawa pokoknya harus ngerasain
naik kereta api. Karna di kalimantan gak ada. Dan gue katro banget kalo ngeliat kereta
api. Makanya harus coba naik.
Rencana naik kereta api, gue rencanakan untuk perjalanan ke ke Kota Malang, kebetulan
ada sepupu gue yang kuliah disana. Tapi sebenernya, alasan utama memang untuk naik
kereta. Jadi perjalanan ke Malang ini adalah pengen naik kereta api berkedok
mengunjungi saudara. Soalnya destinasi tujuan yang dapat dilewati dengan kereta api,
pasti ke luar kota. Gak ada kereta api cuma keliling Kediri!
Tapi, gue gak pengalaman sama sekali yang namanya naik kereta, gue gak tau harus
mulai darimana? gimana mesen tiketnya, langsung ke stasiun atau gimana. Gue
bener-bener gak tau!!! Akhirnya gue nanya temen-temen se-camp yang asli orang Jawa
dan biasa pulang pergi naik kereta. Ternyata tiket kereta api bisa di booking secara online
atau beli di Indomaret.
Pemesanan tiket kereta api bisa di booking secara online di web resmi PT. Kereta Api Indonesia atau tiket.com . Gue coba online, untuk tujuan Kediri-Malang harga
tiket ekonomi paling murah dapet 99 ribu. Gue gak mau gegabah. Gue harus mikirin
matang-matang pembelian tiket kereta api pertama kalinya dalam hidup gue ini. Jangan
sampai sejarah naik kereta api nanti jadinya gak enjoy cuma gara-gara gue dapet tiket
yang lebih murah setelah gue booking tiket via online.
Jadi gue coba nanya harga tiket kereta api di Indomaret. Padahal Indomaret itu jauhnya
sekitar 1 km dari camp. Dan gue harus ngayuh sepeda kesana malam-malam. Ternyata di
Indomaret, harganya sedikit lebih mahal. Paling murah 100 ribuan keatas, untuk sekali
jalan. Opsi terakhir gue nanya di travel, gak beda jauh juga tapi malah lebih mahal.
Setelah survei harga tiket kereta api di tiga tempat, secara online, Indomaret dan travel.
Akhirnya gue putuskan untuk memilih naik mobil travel aja ke Malang. Lemez gue
lemezzzz.
Karena setinggi apapun impian gue buat naik kereta, gue harus kembali pada realita. Gue
hidup sangat ekonomis di Jawa. Kalo gue tetep bela-belain naik kereta ke Malang. Itu
sangat gak efisien. Karena naik kereta itu lebih mahal daripada naik mobil travel yang
cuma 80 ribu. Terus kalo naik kereta gue harus ke stasiun, sedangkan kalo pake travel
gue langsung dijemput ditempat dan diantar ke lokasi tujuan sampe depan pintu.
Jadi, gue pergi ke Malang tanpa kereta api. Saking pengenya naik kereta api, selama di
Malang gue pergi ke stasiun buat ngeliat kereta api dari dekat. Ke jembatan nungguin
kereta api lewat dan ngeliatin rel-relnya. Gue kayak orang yang lagi jatuh cinta. Tapi jatuh
cintanya sama kereta.
Sepanjang perjalanan pulang Malang-Kediri, gue tetep bertekad. Gue harus naik kereta
api gue harus naik kereta api!
Seminggu setelah kepergian gue dari Malang, tiba-tiba gue dapat sms horor yang
Dalam persiapan kepulangan, satu hal yang gue ingat. Astaga, gue belum naik kereta.
Gue harus naik kereta sebelum gue pulang ke Kalimantan. Waktu itu gue masih punya
waktu 2 hari sebelum kepulangan. Gue berfikir keras, gimana caranya 2 hari yang tersisa
Tanpa berfikir ulang, gue booking tiket ka via online tujuan Kediri-Jogja. Bismillah, jangan
sampai ada kesalahan. Untungnya kemudahan booking di tiket.com sangat membantu
Gue udah perhitungkan matang-matang dengan kenekatan seribu persen. Gue sudah
harus berada di Samarinda Minggu, Jumat pagi gue booking tiket pesawat dan kereta.
Di kediri ada dua stasiun kereta, Stasiun Besar Kediri (KD) dan Stasiun Papar (PPR) . Gue di stasiun
KD. Dari camp gue di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare butuh waktu kira-kira 1 jam
menuju stasiun besar kediri. Untuk menuju kesana gue naik becak motor. lagi-lagi
pertimbangan kendaraan macam becak motor gak ada di kalimantan jadi pertimbangan
gue. Padahal biaya naik becak motor sampe ke stasiun kediri itu 70 ribu rupiah
Sepanjang perjalanan di becak motor, si bapak pengendara becak bercerita panjang lebar,
Sampai dengan selamat naik becak motor |
Sesampai di stasiun kereta, gue langsung check-in penerbangan eh perjalanan gue. Gue
Tiket sudah siap! |
Stasiun kediri gak terlalu besar, bersih dan modern. Sudah ada kedai roti O juga disana,
berasa di bandara. Dan para staff stasiun yang disebut porter dengan cekatan selalu
membantu penumpang untuk membawa barang dan mengarahkan untuk check-in dan
porter di stasiun kediri. Mereka kerja dengan penuh sahaja. Mereka membantu penumpang membawakan barang-barang berat mereka termasuk barang-barang gue tanpa meminta upah tambahan.
Porterku |
Karna gue ngerasa terbantu banget dengan porter-porter itu, terutama porter yang nebawain barang-barang gue. Jadi gue kasih tip sambil mengucapkan terimakasih. Eh tapi tip gue ditolak, bapak porter itu menjawab “kami sudah dibayar untuk ini nak, jangan khawatir. Itu buat jajan aja di jogja” ah gue mau nangis rasanya. Di negeri yang tingkat korupsinya tinggi ini masih ada loo bapak yang bekerja dengan hati iklash. Itu kenapa gue senang berpetualang, karena diperjalanan gue pasti ketemu orang-orang luar biasa yang menginspirasi.
Oke balik ke kereta api, gue naik di gerbong A. Gerbang paling depan dekat lokomotif. Istilah-istilah kekereta apian yang gue pelajari dalam buku bahasa Indonesia kelas 3 SD baru bisa gue temui secara langsung pas gue semester lima perkuliahan. Kereta api, lokomotif, masisnis, stasiun, rel, tuut tuut. Haha
Gue duduk bersama 3 cewek cantik yang berasal dari kampung inggris juga. Dan bisa jadi, satu gerbong bahkan satu kerta api ini 80 persen anak pare semua. Karena sudah jadi kebiasaan anak Pare n=untuk liburan keluar kota saat weekend.
Temen duduk gue di ka ada adiba dan devi tujuan bandung dan mbak cantik yang gue lupa namanya tujuan jogja. Jadi ternyata ka itu berjalan gak satu tujuan aja. Misalnya kereta yang gue naikin waktu itu, meskipun tujuan gue jogja ternyata ka ini berjalan terus sampai bandung bahkan jakarta. Ka akan berhenti disetiap stasiun yang dilewati termasuk di jogja tujuan gue. Disitulah penumpang naik dan turun. Dan disitu gue baru paham lagu anak-anak berjudul kereta api
Naik kereta api tuut tuuut tuut
(tuut tuut tuut ternyata suara klaksonnya bukan suara ka nya)
Siapa hendak turut ke bandung, surabaya
(tuh lebih dari satu tujuan)
Bolehlah naik dengan percuma
(gak boleh, tetep bayar)
Ayo kawanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama
(nah baru paham artinya lirik terakhir, bener gak berhenti lama wong cuma transit di setiap stasiun)
Karena cuma sebentar untuk pemberhentian di setiap stasiun, kita harus hati-hati. Jangan sampe ketinggalan kereta pas keluar untuk liat-liat stasiun. Kayak gue waktu itu. Yang hampir ketinggalan kereta karena keluar untuk shalat ashar di stasiun madiun.
Perjalanan gue selama 5 jam di kereta api gak terasa banget. Gue nikmatin setiap perjalanan. Indahnya hamparan pulau jawa, kebun dan sawahnya. Desa-desa di jawa kurang lebih dengan desa di kalimantan. Hanya bedanya, jalan-jalan tanah di pedesaan jawa dilintasi rel kereta api. Di desa gue di kalimantan jalan tanah adalah akses utama menuju desa.
Akhirnya nyampe juga gue di stasiun jogja yaitu stasiun tugu. Sesampai di jogja gue gak keburu pergi keluar stasiun. Gue pandangin kereta gue sampai dia pergi hilang dari pandangan. Kasian, perjalanan yang melelahkan. Kalau gue jadi kereta hidup gue pasti bosan banget. Selalu melewati rel yang sama setiap hari, pulang pergi bolak-balik.
Setelah kereta gue menyampaikan salam perpisahanya “tuuut-tuuuut-tuuuut” untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun berikutnya, gue juga pergi. Besok, gue bisa pulang ke Kalimantan dengan tenang. Terimakasih KA telah mengantarku menyapa Jogja di malam hari. Welcome to Jogja! Yeay