CATATAN SKETSA: BPI 2017


Haloooo haaaaa. Samanamanama πŸ–‘πŸ–.
Welcome again to my blog.
Hey, kalian tau gak sih? Saya tuh punya banyak list konten tulisan yang mau saya tulis di blog. Tapi gak selesai-selesai. Ada yang masih amburadul di draft, di Word, bahkan belum ditulis sama sekali. Nah, salah satunya, ini nih. Satu dari sekian tulisan amburadul di draft yang saya ambil terus saya perbaiki. Kayaknya masih bisa diselamatkan. 

Dan harus diselesaikan sih memang. Karena saya sudah janji bikin tulisan ini, sejak tahun lalu. Well, saya emang kayaknya suka umbar janji deh dimana-mana. Saya itu kalo ada hal yang unik dikit, moment bagus dikit, orang special dikit, rasannya mau saya tuliiiiisss aja di blog. “Nanti aku mau tulis tentang kamu di blog.”  Nyatanya sampe berapa dekade juga, gak nongol-nongol itu tulisan di blog. Untung dia juga lupa. Kalo saya sih, bukannya lupain janji, belum sempat aja nepatin. (Ngelles). 

Back to the topic, tulisan ini adalah Catatan Sketsa lagi. (Kapan sih catatan ini berakhir??) Gak tau, ya sampai hal yang mau saya tulis, sudah habis. Karena meskipun kalian bosen baca guys, (to be honest saya juga bosen) tapi saya akan tetap menulisnya (Catatan Sketsa). Karena saya mau ngumpulin tulisan-tulisan ini, untuk saya baca lagi di masa depan. 

Disekuel Catatan Sketsa ke, ke, ke berapa yaa? Ke empat, saya akan bahas tentang pengurusnya, tapi khusus di segmen Badan Pengurus Inti atau disingkat BPI. Karena dalam sebuah organisasi, Pengurus Inti adalah tiang agama (eh, bukan). Adalah salah satu indikator roda organisasi berjalan dengan baik. Karena kalo salah satu rodanya bermasalah, tidak akan baik jalannya. Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk . Maaf saya tidak bisa memberikan deskripsi yang terlalu teoritis. 



Waktu saya terpilih sebagai Ketua Umum Sketsa 2017 dalam Rapat Formatur, hal pertama yang saya pikirkan adalah, tim saya di BPI. Karena dua tahun sebelumnya, riwayat BPI Sketsa itu, tidak terlalu baik. Bayangkan, dalam dua tahun, ada empat pengurus inti yang tidak menyelesaikan amanahnya di BPI. Yah, terlepas dari apa pun penyebabnya, seharusnya sebagai pengurus inti punya tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Karena apa? Karena kita sudah diberi kepercayaan. Jadi saya tidak mau, riwayat BPI periode kami bubar barisan seperti itu. Kami harus selesaikan tugas. Ibarat kata, meski jalan terseok-seok, harus tetap sampai digaris finish.

Tapi karena pemilihan BPI itu adalah hasil musyawarah bersama, saya tidak bisa nepotis menentukan siapa yang akan masuk ke jajaran saya. BPI sepenuhnya ditentukan oleh forum formatur. Jadi tinggal saya lah bersama BPI terpilih untuk sama-sama komitmen membangun teamwork yang baik untuk menjalankan tugas di Sketsa selama setahun kedepan. Jreng jreng jreng. 

Struktural BPI di Sketsa itu, ada enam. Tiga jabatan fungsionaris, Ketua Umum (Ketum), Sekretaris, dan Bendahara. Lalu ada tiga ketua divisi (kadiv) yaitu Ketua Divisi Redaksi (Ketred), Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan (Kadiv Litbang) dan Ketua Biro Iklan dan Pemasaran ( Kabiro BIP).

Dua bulan pertama kepengurusan itu, masih amburadul. Yah kami semua masih beradaptasi dengan tugas masing-masing. Bahkan kalau saya ingat evaluasi dari salah satu senior kami waktu itu, jleb. Bikin down banget. Sukses bikin saya nangis dua hari dua malem. (Alay)

Saya juga nyadar sih, saya over banget jadi ketua. Prinsip saya yaa waktu itu, “Kalo kamu gak bisa kerjain, saya yang kerjain!” Jelek banget style leadership macam gitu. Sampe akhirnya, kami diantara BPI, bikin heart to heart, lewat grup chat aja padahal. Tapi worth it banget. Disitu kita saling evaluasi satu sama lain, kasih saran, kasih pujian, kasih motivasi. Habis itu, alhamduillah jadi jauh lebih baik. At least kita sudah mulai bisa bekerja, sesuai porsi masing-masing. 

Dan satu hal lagi yang saya sadari, “Ada yang takut sama saya kalo saya gak senyum.” Muka saya emang kayak orang marah sih kalo diem. Maklumin, dari sononye.

Saya banyak belajar sih selama jadi Ketua Sketsa. Karena saya emang sebelumnya, gak ada pengalaman jadi ketua-ketua gitu. Selain ketua kelas dan ketua club teater jaman SMA dulu. Hal yang paling saya dapet, selama jadi Ketum Sketsa adalah, banyak belajar sabar, ngalah, dan ngatur emosi. Karena hal yang paling saya benci adalah sifat saya sendiri. Pas saya naik jadi ketum, banyak senior-senior yang kasih pesan; “Jangan nge-boss-in//Jangan egois// Jangan tertutup// Jangan dictator// Banyakin belajar sabar//” Itu yang saya pegang teguh.

Setelah saya bisa berdamai dengan diri saya, mengatur sikap saya, baru saya atur cara kerja di BPI. Membangun soliditas BPI. Saya awalnya mikir gimana caranya bangun kinerja BPI yan proposional. Saya gak bisa juga maksain mereka tiap hari ke sekre kayak saya. Karena mereka juga punya kesibukan individu.

Akhirnya saya terinspirasi dari gaya kerja kakak saya di kantornya. Jadi Kakak saya bilang sistem kerja dikantornya itu bukan berdasarkan waktu, tapi target. Jadi gak harus kekantor tiap hari kayak PNS. Tapi yang penting  adalah capaian target. Lalu saya berpikir, kayaknya saya bisa adaptasi itu di BPI. BPI kerja berdasarkan target, bukan intensitas kehadiran di Sekre atau rapat tiap hari. Yang penting prokernya jalan. Dan bener, itu cocok di Sketsa. Kabiro BIP gak pernah ikut rapat redaksi gak papa. Yang penting iklan ngalir terus. Bendahara gak papa jarang ke Sekre, tapi pastikan, proposal dan LPJ lancar masuk ke Rektorat, dan uang kas gak defisit. 

Karena organisasi itu kerja sosial. Semua serba kerelaan. Kita gak bisa maksa orang buat totally menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktu di organisasi tanpa dibayar. Dan tanggung jawab itu, ternyata tidak bisa dituntut. Itu berdasarkan kesadaran pribadi. Gak bisa dipaksakan. Semua orang punya rasa tanggung jawab, tapi gak semua yang sadar. 

Dan Alhamdulillah, kami BPI, sadar akan tanggung jawab itu. Kami selesaikan tugas kami selama satu tahun kepengurusan. Saya berterima kasih sekali kepada mereka semua yang sudah bekerja dan menyelesaikan tugas ini bersama-sama. Bukan hanya BPI, tetapi juga anggota yang luar biasa. Karena tanpa anggota, kami juga gak ada artinya. (Mungkin bakal ada segmen khusus yaa, untuk nulis tentang anggota.) Sekarang khusus BPI dulu.

Jadi, siapa saja kah mereka, para pengurus BPI itu??? Inilah mereka, here we go:

1.       Sanah, Sekretaris


Yang pertama ada sanah, sanah ini jadi yang termuda di antara kami. Karena dia satu-satunya dari angkatan 9 yang masuk jajaran BPI. Di Sketsa memang menggunakan sistem angkatan berdasarkan tahun masuknya ke Sketsa, dihitung dari tahun berdirinya Sketsa. Sketsa berdiri pada tahun 2007. Jadi anggota yang masuk pada 2007 adalah angkatan pertama, angkatan ke dua tahun 2008, dan begitu seterusnya. Saya sendiri masuk menjadi angkatan 8 pada tahun 2014.

Awalnya, saya tidak terlalu mengenal Sanah, karena memang dulu saya tidak terlalu menaruh perhatian pada angkatan 9. Ya hanya sekedar tahu, kalau ada yang namanya Sanah di angkatan 9. Sanah ini anaknya cantik (berasa ibu-ibu cari menantu) tinggi, berkaca mata. Kesan pertama kenal dia itu kelihatannya kalem. Tapi kalau lagi diem, mukanya jutek dan galak. Dia irit bicara, tapi justru karena itu, dia punya wibawa. 
Gak banyak bicara, tapi kerjanya bagus. Sanah adalah tipe orang yang talk less do more. Terbukti pas dia jadi ketua panitia Sketsa Awards 2016. Saya sempet ragu, bisa nggak yaa dia? Ternyata hasilnya bagus. Kekurangannya, sanah ini moody (dia ngaku sendiri). Cewek rumahan banget, sampe pernah jarang ke sekre, karena alasannya cuma males keluar rumah. 

Kerjaan apa pun yang dikasih ke dia, pasti beres. Bonusnya rapi. Terutama untuk hal surat-menyurat dan proposal. Dan walaupun keliatannya dia jarang ngomong gitu,  tapi kalau sudah dikasih kesempatan bicara di depan umum, boleh juga loh. Dia sukses jadi moderator diskusi internal kami waktu itu. Karna bisa mengambil kesimpulan dari semua pendapat.


Nama Lengkap: Uswatun Hasanah
Nama panggilan: Sanah
Posisi: Sekretaris
Angkatan: 9
Prodi: Ilmu Komunikasi FISIP/ 2015
Hobby: Crafting
Cita-cita: Pengusaha kreatif (Ammiiiin, San)
Hal yang tidak disukai: Gak suka dipuji berlebihan, ditegur di tempat umum karena kesalahan, dan dijutekin (Maap yaa kalo saya sering jutekin kamu wkwkwk)
Warna favorit: Marun dan hitam
Makanan Faforit: Bakso, sate, jagung
Tipe ideal: Paham agama, bukan perokok, pembawaannya sederhana, kalem, dewasa perilaku dan pemikirannya ( πŸ‘ˆ Cam kan itu boys😎)

Ko yaa gini banget fotonya,

2.       Kiki: Bendahara

Kedua, ada Kiki. Kiki ini seangkatan di angkatan 8. Adik tingkat saya di HI. Anaknya kalem banget mah. Dia bilang sih kalo udah kenal banget, sebenarnya dia itu gak kalem. Tapi tiga tahun kita kenal selama di Sketsa, image itu gak berubah. Jago banget desain grafis. Tahan banting banget kalo begadangan kerjain layouting majalah. Desainnya kiki itu elegan dan classy. Kiki itu representasi cewek ideal di Sketsa. Sebelum diteruskan Adhel dari angkatan 9. Cuma kurangnya yaa, Kiki ini sering lupa. Tapi karna muka dia yang innocent, saya jadi gak bisa marah ke dia. Contoh:
"Ki, nota ATK yang saya kasih kamu kemarin mana yaa?"
"Dimana yaa kak? saya lupa,"
Dalam hati saya bilang; "Astaga Ki, kok bisa sih? saya kan udah kasih kamu kemarin!"
Yang keluar; "Oh ya udah gak papa Ki. Nanti kalo notanya gak nemu, kita minta aja lagi ke store-nya yaa." (Sambil senyum kecut) T_T

Kiki ini introvert. Jadi agak tertutup. Tapi saya suka sama kepribadian Kiki yang kalem dan stabil. Dia gak pernah loh nunjukkin sisi emosional dia di Sekre. Maksudnya, ya gak pernah marah-marah kayak saya. Kalo lagi bad mood  juga gak keliatan kalo dia gak ngomong, karena mukanya sama aja. (And too bad dia emang gak pernah ngomong).

Dan saya pikir yaa, kepridian Kiki yang tenang itu karena dia berasal dari keluarga yang adem ayem. Emosi dia yang stabil adalah didikan ayah bundanya yang kompak. Siapa sangka, ternyata Kiki adalah anak broken home. Saya udah lama sih denger tentang itu. Tapi gak pernah denger langsung ceritanya dari mulut Kiki. Saya cuma baca di akun Thumblr–nya, dan sukses bikin saya nangis bombay. Yang buat saya bersyukur, betapa berharganya dimarahin Mamak karena gak cuci piring. Karena seorang Kiki, tidak merasakan itu. 

Itu bikin saya tambah kagum sama sosok Kiki. Kiki adalah anomali. Dia punya kisah sedih, tapi yang dia tunjukkan adalah wajah yang tenang dan semangat belajarnya yang besar. Dont show your sadness. Share the happiness.



Nama Lengkap: Rizky Rachmadiani
Nama panggilan: Kiki
TTL: Balikpapan, 11 Februari 1996
Posisi: Bendahara
Angkatan: 8
Prodi: Hubungan Internasional, FISIP/2014
Hobby: Desain grafis, menggambar, menulis, fotografi
Cita-cita: Owner brand clothing abaya
Hal yang paling di sukai: Kucing, tempat yang padang rumputnya luas dan dikelilingi gunung, jalan ke tempat dan mencoba hal baru, ikut kegiatan sosial, Queenstown (Loh, ke Bukit Alaya aja Ki, atau Halaman Audit,, kurang ijo apa?)
Hal yang tidak disukai: Kecoa, kalau lagi ngerjain sesuatu diliatin dari belakang, orang yang merokok gak tau tempat! Orang yang buang sampah sembarangan! (Oke nanti diliatinnya dari depan yaa πŸ˜‚πŸ˜‚,)
Warna favorit: Warna pastel terutama nude dan minty
Makanan favorit: Enak dan cocok dilidah
Tipe ideal: Kepribadiannya dewasa, paham agama, berpakaian rapi, gak merokok, tutur katanya baik, berpikiran luas dan terbuka, physically suka cowok yang tinggi dan bersih. (Tinggi dan bersih yaa? Jadi yang itu gimana dong Ki?πŸ™Š wkwkwk)
Cie jilbabnya samaan. Asal jangan sampe suka cowok yang sama aja yaa Ki. 

3.       Biru: Litbang 


Next, ada happy virusnya anak Sketsa. Rasanya kalo ada biru, aura bahagia langsung datang. Biru juga represetasi kemakmuran anggota. Karena badannya yang subur. Posisi dia juga cocok banget sebagai Kadiv Litbang. Karena Biru ini keibuan banget. Mungkin karena faktor dia anak pertama.

Biru juga bisa banget jadi teman curhat dan pendengar yang baik. Saya kalo ada sebel sama BPI atau anggota, saya curhatnya ke biru. Karena dia bisa nyeimbangi dengan nenangin saya. Maksudnya gak ngomporin gitu. Jadi sebelnya saya bisa reda. 

Tapi kalau kamu ngobrol sama Biru, usahakan harus kamu yang pegang kendali obrolan. Jangan biarkan dia, karena kalo dia, arahnya pasti bakal ngomongin nikaaaah mulu.  Biru ini rajin banget perawatan wajah ke skin care. Suka bagi-bagi voucher facial gratis (lumayan). Perawatan wajahnya lengkap. Makaya wajah biru biar hitam gitu, tapi mulus, mengkilat. No jerawat, no komedo. Duh cicak aja kepleset. (Cicak? Itu pipi apa dinding πŸ˜‚)

Biru juga pinter masak loh, duh ibu idaman memang. Pas kita punya event project, terus cari dananya kan jual makanan. Nah Biru kokinya. Bikin Churros Coklat. Dan sekarang dia sudah hijrah, subhanallah Biru. Semoga istiqomah yaa. 



Nama Lengkap: Mayang Indriany Risna Biru
Nama panggilan: Biru
TTL: Tenggarong, 7 Juni 1996
Posisi: Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Angkatan: 8
Prodi: Ilmu Pemerintahan, FISIP/2014
Hobby: Dagang, dandan, Ngayal (Hobby macam apa ini???)
Cita-cita: Beauty blogger/vlogger, seksolog (Yang terakhir boleh juga, Bir)
Hal yang paling di sukai: Fashion
Makanan favorit: Pentol, nasi goreng, Indomie
Tipe ideal: Gak ada yang spesifik sebenernya. Yang penting seiman. Perintilannya yaa, pekerja keras, sholeh, sopan, enggak kaku, bisa ngebimbing untuk seua hal, bagus lagi kalo brewokan dikit. (Kok banyakan perintilannya?)
Terima kasih sudah menjadi temen curhat dan sandaran bahu + badan buat tidur yaa Bir. For me, you are my springbed wkwkwk

4.       Wawal, Redaksi

Wawal ini, lucu, aneh, langka. Gak bakal nemu di planet lain atau di belahan bumi mana pun.  Omongan dia itu kadang bikin ketawa. Tapi lebih banyak bikin bingung. Karena bahasa dia terlalu sastrawi. Maklum lah, anak Sastra. Dia itu kayak KBBI berjalan. Paling hapal padanan bahasa Indonesia baru. Misal, selfie = swafoto, screenshoot= tangkapan layar. 

Nulis adalah hobby dan jiwa dia. Cuma dia yang bisa nulis berita criminal jadi kayak cerpen. Idolanya Raisa dan Maudy Ayunda. Musuh terbesarnya kucing. Dan temen kelahinya adalah Amel. Dia juga hobby lempar joke-joke seru. Sebagian berhasil sebagian lagi gagal. Dia sempat beberapa kali open mic jadi stand up comedy. Sayangnya, joke dia sering gagal kalo di stage.

Ngakunya gak ngefans sama KPOP Idols. Tapi hapal semua girlband. Hal yang paling tidak bisa saya lupakan waktu begadang majalah terakhir kali, dia putar terus lagunya Gfriend-Summer Rain. Jadi kalo denger lagu ini saya keinget Wawal. Pernah juga dia ngelakuin hal bego, waktu ngurus tiket pemateri buat even seminar nasional. Harusnya dia booking tiket PP Jakarta-Balikpapan. Taunya bukannya PP, dia malah booking dua tiket Jakarta –Balikpapan.

Terlepas dari bego dan anehnya dia, yang saya kagumi dari Wawal adalah, dia pribadi yang bertanggung jawab dan dewasa. Tidak berapa lama setelah terpilih sebagai Ketua Redaksi Sketsa, dia memilih resign dari kantornya supaya bisa fokus menjalankan tugasnya yang baru. Padahal pekerjaan dia sudah cukup mapan sebagai wartawan di media lokal. 
Kedewasaan berpikir yang saya lihat dari Wawal, terlihat dari cara dia mau mendengar dan menerima masukan orang lain. Dan terlepas dari joke dia yang sering gagal, dia sering mengeluarkan kalimat yang bijak dan puitis. Salah satunya, “Saya tidak mungkin membunuh mimpi seseorang. Apalagi mimpi banyak orang dalam satu organisasi,” Kata dia saat menerima amanah sebagai Ketua Umum Sketsa 2018. Woohoooo Wawal! πŸ‘πŸ‘


Nama Lengkap: Wahid Tawaqqal
Nama panggilan: Wawal
TTL: Samarinda, 20 September 1995
Posisi: Ketua Divisi Redaksi
Angkatan: 8
Prodi: Sastra Indonesia, FIB/2014
Hobby: Menulis, membaca, joking
Cita-cita: Menulis buku komedi yang bisa dibaca banyak orang (Ya. Semoga gak bikin yang baca bingung)
Hal yang paling di sukai: Tertawa, sendiri, dan bercerita
Hal yang tidak disukai: Real Madrid (Real Madrid juga gak suka kamu)
Warna favorit: Biru
Makanan favorit: Untuk yang ini cukup ketat, teratas sekarang, Ikan Nila Gulai di Rumah Makan Padang
Tipe ideal: perempuan yang apabila budi pekerti sudah tidak ada di sekolah, saya tidak perlu khawatir anak saya akan belajar dengan siapa (Ini salah satu kalimat Wawal yang bikin bingung. Maksudnya dia mau nikah sama guru budi pekerti?)

Yang baik yaa jadi Ketua Sketsa. Jangan galak kayak aku.

5.       Syarif: BIP

Diantara pengurus BPI yang lain, yang paling saya kenal lebih dulu adalah Syarif. Well, karena kami sekelas. Satu bubuhan dan sering satu kepanitiaan. Masuk Sketsa daftarnya bareng. Dulu ikut BJT (Borneo Journalistic Training) juga bareng. Jadi, bisa dibilang paling dekat. Dan emang, saya dulu bela-belain dia buat masuk jajaran BPI bareng saya. Walau dia udah nangis-nangis gak mau (cowok dramatis emang). 

Makanya, Syarif ini adalah pengurus yang paling saya antisipasi bakal berhenti ditengah jalan. Karena dia yang paling gak niat masuk BPI, riwayat dia sebagai BPI sebelumnya juga gak bagus-bagus banget, dia juga terlalu banyak urusan, jarang ke sekre dan dia laki-laki tidak berkomitmen. Jadi dia bisa keluar dari Sketsa kapan aja. 

Tapi Alhamdulillah, karena kesetiakawanannya, dia bertahan di satu tahun terakhir, dan menyelesaikan tugasnya dengan baik. 

Syarif itu bukan tipe pengurus yang banyak ngomong pas rapat, atau bagus ngonsep acara. Dia lebih ke hal-hal teknis, macam ngantar proposal, ngurus tempat atau lobby-lobby. 

Syarif jadi pemberi nafkah selama kepengurusan kami. Setiap event Sketsa, dia gak pernah nanya gimana konsep acara. Yang dia tanya adalah “ada dananya nggak?” Jadi kalo kas bendahara lagi kosong, selalu ada kas BIP yang nalangin. 

Iklan juga selalu lancar ngalir ke Sketsa. BIP juga banyak inovasi pemasaran dengan bikin kaos PDL anggota dan buka Sketsa Store yang memasarkan produk-produk Sketsa. Mulai dari pin, sticker, gantungan kunci, sampe majalah cetak. 



Nama Lengkap: Achmad Syahrif
Nama panggilan: Syahrif
TTL: Tanah Grogot, 22 Mei 1995
Posisi: Ketua Biro Iklan dan Pemasaran (BIP)
Angkatan: 8
Prodi: Hubungan Internasional, FISIP/2013
Hobby: Olahraga (lari, basket, futsal) nonton film, jalan-jalan ke tempat baru, naik gunung
Cita-cita: Punya usaha sendiri (dagang/jasa), bekerja di suatu perusahaan besar dibidang tanggung jawab sosial (Ntar kalo dah jadi CSR, jangan pelit kasih proposal mahasiswa. Inget kita dulu!)
Hal yang paling di sukai: Suka semua dalam hal yang positif, tidak diciptakan sesuatu kecuali ada manfaatnya. Kira-kira begitu dalam pikiran saya (sok bijak)
Warna favorit: Merah dan hitam
Makanan favorit: Nasi goreng, ayam goreng tepung, capcay.
Tipe ideal: Murah hati, murah harta, manis muka. (Bilang aja Cece ChinaπŸ˜‚πŸ˜‚)

"Ngomong apa sih Rif? Aku gak ngerti!"



Rapat di Jarkoejua: Waktu itu bahas persiapan Gerebeg dan Kepanitiaan S3D


Rapat di Sekre: Bahas PLT BPI selama Wawal. Biru, dan Kiki KKN dan persiapan libur Ramadan.

Last Meeting BPI di Angkrigan Mbak Har; bahas struktural next BPI
Sketsa Awards: Back to School
Moment menegangkan pas Mubes, berasa mau diadili.

Akhirnya selesai juga pertanggung jawaban dan lpj kami diterima. Horray! Minus Syarif.


COOL

CALM

CHEERFUL
Ini gaya apa yaa?

Cuma Wawal yang tau, faedahnya pegang tiang lampuπŸ˜’πŸ˜’


Thanks for all memories that we made!
Love you guys 


Khajjar. R

Share:

2 komentar

  1. Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???

    Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...

    Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain, tenang,,sekarang ada bett288 yang akan menghibur kalian sekaligus mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan mengecewakan kalian deh...dan tentu nya juga masih banyak lagi bonus tiap bulan nya buruannn,,,,yuk ikutan gabung bersama bett288.com

    Tersedia berbagai game di dalamnya :
    * Sportsbook
    * Kasino
    * Togel
    * Poker
    * Number Games
    * Slots

    Kunjungi Situs Kami !!
    Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,5% / Hari
    Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
    dengan minimal deposit hanya Rp. 20.000 dan minimal withdraw Rp. 50.000

    Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
    * Livechat
    * Whatsapp : +855888278896
    * Facebook : Stefanie Huang

    Salam Sukses bett288.com

    SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA DAN TERLENGKAP DENGAN PELAYANAN CS YANG RAMAH

    ReplyDelete
  2. Wow, saya dapat gambaran. Semoga saya bisa terapkan, saya baca 2x. Sama izin capture untuk bagian cara memimpin hehehe
    "Semangat berbagi dan menginspirasi

    ReplyDelete