HAPPY BIRTHDAY NURE

 

Dari 11 orang di grup kami, Nure lah satu-satunya yang paling ku ingat tanggal kelahirannya. 13 Februari. Karena ulang tahun dia, sama dengan ulang tahun angkatanku di SMA. Itu juga jadi tanggal akad pernikahan Andes. (Menambah momen ulang tahun yang ku ingat)

Nure adalah teman pertama ku di kelas perkuliahan dulu. Kenapa dia bisa jadi teman pertamaku? Itu karena teman dia, Jumasia adalah teman pertamaku saat PAMB universitas. Saat mulai perkuliahan, ternyata kami beda kelas. Lalu Jumasia memperkenalkan teman satu daerahnya, yang sekelas denganku. Dia lah Nure.  

Celebrate moment pendadaran yang kaya surprise ultah. 

Kami langsung akrab karena we have so much in common. Atau bahasa gaulnya, se-frekuensi lah yaa. Kami sama-sama anak rantau dari daerah, yang newbie di Samarinda. Dia dari Sebatik dan aku dari Penajam --walau aku SMA di Balikpapan--

Kami sama-sama anak kedua dari tiga bersaudara. Dan Bapak kami, saat itu, sama-sama kepala desa. Jadi kami seperti teman politik: dua anak kepala negara, hehe. Motor kami bahkan samaan. Honda Beat. Dengan angka plat motor yang juga mirip. Dia 4336 aku 4226.

another one thing in common: agak gila :D

Kesan pertama kali mengenal Nure, dia adalah anak yang ceria, super lincah, dan murah senyum. Saking murah senyumnya, aku sempet berpikir apa dia ini anak yang cengengesan?

Nure sangat mudah menarik perhatian karena wajahnya yang cantik. Aku selalu merasa dia itu mirip Eriska Rein. Saat ospek jurusan, dia bahkan menjadi perhatian senior karena surat cintanya.

Nure, meski penampilannya sangat feminim. Dia ini lakik banget. Dia bisa nyetir mobil dan mengendarai segala jenis motor. “Nyetir truk pun aku bisa,” katanya. Dia bahkan jadi montir panggilan, setiap mobil Budeku sedang mogok dan gabisa distater.

Selama dua semester pertama, kami selalu kemana - mana berdua. Kami komitmen sekali menjalani hidup yang kupu-kupu saat itu.

Di semester tiga, baru lah kami mulai berpencar di organisasi. Aku aktif di organisasi persma kampus. Dan Nure di himpunan jurusan. Kami yang sebelumnya cuma berdua, juga jadi mengembang dengan punya grup yang super gemuk. Isinya 11 orang. Jar urang Banjar, bubuhan (kalau kata orang Banjar, geng). 



Nih bubuhannya, banyak kan?!
  

Karena bubuhan kami banyak, intensitasku sama Nure juga terbagi. Nure jadi lebih sering sama Warda karena kos mereka deketan dan sering mengerjakan tugas bersama. Sedangkan aku lebih sering bareng Ayu karena sering numpang tidur di kosnya tiap habis agenda organisasi.

Meski begitu, Nure tetap jadi teman yang perhatian. Dia sangat pengertian kalau aku tidak terlalu sering bersama bubuhan dan sering absen di kelas. Dia juga tidak pernah ragu untuk menegur ku, kalau ada masalah. Karena dia tau aku sangat cuek dan tidak peka dengan situasi wkwkwk.

Nure juga selalu mendukungku di setiap aktivitas yang aku jalani. Waktu aku ke Palembang dulu, aku pinjem kopernya. Yang tanpa sengaja, aku patahkan roda kopernya. Waktu aku pergi ke Roma, dengan murah hati Nure juga meminjamkan banyak barang-barangnya, notebook, tas, celana, dan perintilan-perintilan lain. 

Saat aku kehilangan hp karena kecopetan (di Samarinda aku emang sering banget kecopetan, anw) dia juga meminjamkan aku hp-nya yang segede balok kayu. Yang habis ku pinjam malah mati total wkwkwwk.

Nure juga sangat loyal dan setia kawan. Dia bahkan bergabung bersama kami, untuk membantu pekerjaan di program studi. Meski dia tidak punya kepentingan apa-apa.

Pasca lulus kuliah, dia pulang ke Sebatik. Sementara aku, masih stay di Samarinda karena pekerjaan. Takdir lalu mempertemukan kami lagi, meski cuma sebentar.

Pertengahan 2021 lalu, aku dipindah tugaskan ke Tanjung Selor, Kaltara. Yang hanya berjarak pulau dengan Sebatik. Lalu pada akhir tahun, Nure sempat dua bulan stay di Tanjung Selor bersama aku dan Andes.

Saat menjalani hidup bertiga itu, rasanya sangat luar biasa. Kami seperti mengulang kebersamaan saat kuliah dulu. Satu kasur bertiga, yang jam tidurnya selalu di atas jam 2 pagi. Karena keseringan deep talk setiap malam. Rasanya masih ada saja yang belum diceritakan meski sudah bertahun-tahun bersama. 

Saat menginap di hotel Tarakan kami bahkan membuat itu, seolah a little party for us. Dengan nyanyi karaoke teriak-teriak semalaman pakai proyektor kantor Andes.

Tak lama setelah itu, Nure pergi ke Samarinda mengurus barangnya yang masih tertinggal. Fortunately, akhirnya dia juga dapat kerja di sana sampai sekarang.

Aku selalu bilang padanya, aku akan menjadi teman yang suportif. Atas apa pun keputusan hidup yang akan dia jalani. Meski pun, sebelum memberikan support itu, pasti aku akan mengomel dulu, seolah itu adalah hidupku. Karena aku tahu, dia juga akan melakukan hal yang sama.

 


Love you bestie,

-Khajjar RV--

 

Moment to rememberrr:

Udah jadi tradisi kami, yang abis pendadaran wajib bandar karaoke

Our favourite drink: Momoo (Mba Tika ayo dong buka cabang di Tjs)


Moment ultah Nure: dengan kasus rambut di menu


Waktu stress skripsian dan malah ngopi ke mastumin


Nure yang selalu jadi tongsisnya grup

Moment saat ngomongin nama anak. Padahal calonnya aja masih di Lauhul Mahfuz

Nure bersama Jokowi


Selain berdua, kami sebenarnya juga bertiga. Sebelum ber11


Untung di pizza, ga ada bawang goreng dan seledri. Karena dia ga bisa makan itu

Nure and her ex. Dia memang banyak mantannya :D

 

Share:

0 komentar