THE CORNER OF MY WORLD

Everyone has a story of their life. Here are mine: stories about love, friendship, family, dreams, and hopes, all set in the corner of my world. Fortunately, despite this big world, I have found my own little corner :D

Powered by Blogger.

Dari dulu, sudah punya keyakinan. Suatu saat pasti akan ke Malinau. Entah kapan?

Pertama kali dengar ada daerah namanya Malinau itu, pas SMA. Kebetulan ada satu temen yang berasal dari sana, Hazar. Waktu itu, Malinau masih ikut Kaltim. Sebelum pemekaran Kaltim – Kaltara. Dan sekarang, Malinau jadi salah satu kabupaten di Kaltara.

Selama 6 bulan terakhir ini aku di Kaltara, emang udah commited harus ke semua kabupaten/kotanya. Dan yang sudah berhasil dikunjungi, di luar dari Bulungan tempat aku stay, baru Tarakan. Udah dua kali malahan ke sana. Dan Berau, sebenarnya. Tapi karena Berau bukan masuk wilayah Kaltara, jadi ga bisa dihitung deh.

Kemarin sempet ada kesempatan untuk ke Tanah Tidung, tapi karena ga dapet izin bos untuk pergi ke sana (udah drama nangis-nangis karena ga diizinin) jadi gagal pergi.

Tapi alhamdulillah, beberapa pekan setelahnya Allah balas dengan kesempatan jalan-jalan ke dua daerah sekaligus. Malinau dan Nunukan. Tujuan tripnya sebenarnya ke Kecamatan Lumbis Pansiangan di Kabupaten Nunukan. Tapi akses menuju ke sana, melewati Malinau. Jadi di Malinau sebenarnya hanya mampir. Kami pergi ke sana bareng rombongan Dispar Kaltara. Untuk acara peresmian Desa Wisata di Kecamatan Lumbis Pansiangan oleh Pemkab Nunukan.



Salah satu spot sungai di Lumbis Pansiangan 


Kamis sore (18/11) kami berangkat, dan sampai di Malinau sekitar jam 12 malam. Istirahat semalam di hotel sebelum lanjut perjalanan besok siang. 

(Kamis malam, dapat kabar duka. Bapak sahabatku Andes, wafat. Alfatihah. Semoga diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT)

Paginya, sempet diajak makan coto makassar sama temen-temen Diskominfo. Dan mampir sebentar ke komplek kantor bupati buat foto sama patung buaya. (Sumpah ga penting banget,)

Terus siangnya, melanjutkan trip bareng rombongan gubernur menuju Mensalong. Dari Mensalong, kami naik perahu mesin (warga setempat menyebutnya long boat) dan melalui perjalanan sungai selama 3 jam. Ya 3 jam saudara-saudara! Mayoritas transportasi antar daerah di Kaltara memang menggunakan jalur air. Aku harus mulai membiasakan diri dengan itu. 

 


Dua jam pertama perjalanan, permukaan sungai cenderung tenang. Tapi makin ke hulu, ternyata banyak giramnya. Alhasil kami sudah seperti main arung jeram. Karena perahu mulai oleng ke kanan dan ke kiri melawan giram. Suara riuh rendah mesin perahu jadi penanda. Ketika menemui arus giram yang deras, kadang perahu mesin dimatikan. Dibiarkan perahu mengikuti arus giram, lalu digas kembali. (Yang malah bikin aku parno, karena ku pikir perahu mati dan kami akan terbawa arus sungai :D)

Spot giramnya memang bikin naik turun sport jantung. Kaya naik roller coaster. Kencang, tenang lagi. Kencang, tenang lagi. Begitu seterusnya sampai ke tempat tujuan. Bagi temen-temen yang punya adrenalin tinggi sih itu pasti menyenangkan. Tapi buat aku, yang parnoan karena gak bisa berenang. Tiap melewati giram, aku merasa itu adalah hari terakhirku. Karena aku pikir perahu akan terbalik dan kami semua akan hanyut di sungai tanpa ada yang menyelamatkan. (Emang aku drama banget anaknya).

Selama perjalanan 3 jam itu, kita akan melihat keindahan alam Kaltara. Di sisi kanan-kiri sungai adalah hamparan hutan belantara yang lebat sekali. Yang dalam bayanganku malah terlintas film Warkop DKI yang edisi mereka terdampar di hutan. Dan ditangkap masyarakat adat. Atau film Anaconda, yang mereka cari anggrek di pedalaman hutan Kalimantan. Selama 3 jam perjalanan itu juga membuatku sempat berfantasi, bagaimana kalau beneran ada anaconda di bawah sungai yang kami lalui. Lalu dia muncul dan makan kepala kami satu-satu. Huaaaa.





Tapi Alhamdulillah, Allah memberkahi perjalanan kami. Dan kami sampai dengan selamat. Perahu meski oleng hebat, ga sampai terbalik kaya pikiran parno ku hehe. 

Kami sampai di Kecamatan Lumbis Pansiangan. Ini adalah salah satu kecamatan di perbatasan Nunukan. Yang berbatasan sungai dengan daerah Pagalungan, Malaysia. Mayoritas desa di Kecamatan Lumbis Pansiangan berada di tepi tebing-tebing sungai yang kami lewati tadi. Meski di tepi sungai, perkampungannya cantik. Tidak kumuh. Rumah-rumahnya di cat warna-warni dan ada jembatan kayu panjang menghadap sungai.

Karena kami datang bareng rombongan gubernur, jadi ada tari-tarian sambutan. Tapi aku langsung lari menerobos rombongan buat nyari WC. Malamnya, kami makan malam bersama yang disediain masyarkat desa. Masih ada rangkaian acara menari-nari bersama masyarakat tapi aku sudah tepar dan ketiduran di saung. 

Paginya, acara seremonial peresmian desa wisatanya. Dan momen yang paling membahagiakan, aku bisa foto selfie akrab sama Bu Laura (Bupati Nunukan) hehe. 




Sejak datang ke Kaltara, aku emang baru tau ada bupati perempuan muda keren di sini. Ini kan ikonik banget yaa. Sosok pemimpin perempuan muda kan jarang banget di Indonesia. Karena dunia politik didominasi oleh laki-laki. Jadi menurutku Bupati Nunukan ini merepresentasikan dua hal. Perempuan dan pemuda. Nunukan harus bangga punya sosok seperti Bu Laura. Dan yang begini ini, harusnya bisa lebih terekspos ke dunia luar sih.

Jadi referensi kepala daerah yang keren-keren itu ga mostly hanya di pulau Jawa. Selain Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil, kita juga punya, Laura Hafid. Hehe.

Bismillah, masa depan secerah Bu Laura!


Sehabis acara seremoni desa wisata, rangkaian kegiatan dilanjutkan ke PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Labang. Well aku udah kaya ibu-ibu BUMN yang ninjau proyek. Karena emang cuma ninjau-ninjau aja di sana. Sambil nanya sama kontraktornya “kapan selesai?” Wkwkwk. 

PLBN ini juga menurutku salah satu prestasi pemerintahan Jokowi sih. Perhatian ke perbatasan mulai jadi prioritas. Sip ya! Semoga cepet selesai.

Apa sudah cocok jadi ibu-ibu proyek?


Setelah peninjauan dari PLBN Labang, rombongan gubernur balik. Karena bos besar sudah pulang, kami jadi lebih santai. Sorenya kami main arung jeram di Sungai Lumbis. Dimana aku sempat kejebur giram dan keputar arus hidrolik sungai. Tenggelam beberapa detik, baru nongol lagi ke permukaan. Kaya ikan koi megap-megap.

Lalu diselamatin Bang Ipal pake pengait dayung dan dibawa ke perahu. Pengalaman once in a lifetime yang ga akan aku lupain sih. Karena selama tenggelam beberapa detik itu, aku udah mikir "apa aku akan mati di sini?" Ternyata masih dikasih kesempatan hidup sama Allah. Dari situ lah aku merasa bahwa anugerah masih dikasih umur itu besar sekali dan patut disyukuri setiap detiknya. 

Dan tentu aku masih selamat karena doa orang tua juga. Beberapa jam sebelum main arung jeram memang sempet nelpon orang rumah. Setelah ngabari kalau bapak teman ku meninggal, aku juga minta doa. "Aku mau main arung jeram. Doain yaa, biar selamat. Jangan bilang-bilang bapak. Karena nanti aku pasti diomelin, 'ga bisa renang. Jangan banyak tingkah!"

Well, habis jatuh sekali itu sebenernya ga mau nyobain lagi main arung jeram. Tapi karena temen-temen yang terlalu suportif aku disuruh nyobain sekali lagi untuk rafting. Dengan jaminan ga akan jatuh. Karena tim diset sama orang-orang ahli.

Untung aku ini tidak traumatik anaknya, well yeah jadi aku nyoba lagi. Dan yes! Memang berhasil melewati jeram dan ga jatoh. Tapi tetep aja yang ku ingat, adalah rafting pertama yang aku jatuh, tenggelam, dan megap-megap kaya ikan koi.

***

Minggu pagi, akhirnya kami bersiap pulang. Alam sana seperti sedih melepas kepergian kami, sehingga hujan turun dengan deras. (Kepedean. Padahal kata hujan, emang gue lagi mau turun aja sih)

Hujan belum sepenuhnya reda, tapi karena perahu sudah siap, kami tetap pergi. Hujan-hujanan. Kami udah kaya refugees yang nyari suaka ke perbatasan. Perjalanan balik, yang harusnya berasa lebi cepat. Ternyata sama aja. Ya 3 jam juga, ga kurang. Ga nawar. Wkwkwk. 

Sebelum melanjutkan trip darat menuju Tanjung Selor. Kami sempet istrirahat di Malinau. Dan makan coto makassar (lagi). Baru mulai start dari Malinau sekitar jam 4 sore. Dan melalui perjalanan darat selama kurang lebih 6 jam menuju Tanjung Selor, Bulungan. 

Karena mobil kami tidak punya musik, jadi sepanjang jalan kami mengobrol saja biar tidak mengantuk. Dari ngomongin pohon yang ada pinggir jalan, ngomongin kebab, ngomongin kampus, sampai ngomongin potensi bisnis helm di Sekatak. Karena pas melewati perkampungan itu, banyak sekali orang naik motor ga pake helm. 

Akhirnya sampai di Tanjung Selor, jam 10 malam. Aku yang empat hari selama di Lumbis Pansiangan ga ketemu sinyal internet. Tidak tahu bagaimana kabar dunia luar, langsung random menelpon teman-temanku. Nure dan Syarif. Terutama untuk menanyakan bagaimana kabar Andes. 

Dan tentu saja, nelpon rumah untuk ngabarin aku selamat main arung jeram. Baru akhirnya tertidur. Dan paginya, baru aku rasakan badan ku remuk. Bangun-bangun aku susah napas karena hidungku mampet. Mungkin efek tenggelam dan ngirup air sungai. Lalu kaki ku terasa keram dan kecengklok. Sampai jalan pincang-pincang. 

Efek batuk-pileknya bahkan masih terasa sampai seminggu kemudian. Tapi gapapa. Itu sebanding sama pengalaman ke Lumbis Pansiangan yang eksotis dan menegangkan. Suatu saat, pengen bisa balik ke sana lagi. Bahkan, kalau memang akan menetap di Kaltara. Sepertinya bagus punya villa di Lumbis Pansiangan wkwkwk. Jadi bisa healing kapan pun kalau lagi stress hidup di kota. Hehe. Mimpi aja dulu kan.

 Yuk bisa yuk, kemana lagi abis ini?

 --Khajjar RV--


 Dokumentasi foto-foto lain 👇

Bareng Mba Helga Dispar yang aku remas lengannya tiap ngelewatin giram (😂✌️) dan motoris kapal yang kalo mesin mati, aku panik nengok ke Bapak, tapi beliau lempeng saja.






Jembatan Merah Putih jadi jalan penghubung internal desa


Ini waktu foto sama patung buaya di Malinau. Perkara kemakan cerita mistis, kalau malam katanya patung buayanya ilang. Pergi ke sungai :D

Dan beneran ketemu buaya asli di desa!




Perjalanan menuju PLBN Labang (narsis banget yang di depan yaa)


 

Halo, selamat pagi sobat-sobat online ku. Pembaca setia blog aku yang ga seberapa ini. Di usia yang semakin tua, dan makin jauh dari teman-teman. Menulis blog ini, punya tempat tersendiri. Dengan menulis, terus ada yang baca. Itu bagaikan bercerita ke temen dekat. Meski dengan skala yang berbeda. Jujur itu yang aku rasain, selama aku ngeblog. Walau pun, pada kenyataanya hampir setahunan blog ini, aku anggurin.
 
Kenapa? Karena selama 2020 kemarin aku struggle banget sama kerjaan. Kerja yang nuntut aku membuat report setiap hari. Sehingga setiap waktu harus berkutat dengan draft tulisan. Kalo harus ngeblog juga? Aku bisa gila. Bisa mabok tulisan. 
 
Disamping itu, aku juga ngerasa hidupku gitu-gitu aja. Ga ada hal yang menarik untuk diceritakan. Walau sebenarnya, cerita itu cuma butuh untuk disampaikan. Ga perlu layak atau engga. 
 
Dan aku yang kemarin, setahun yang lalu. Adalah aku yang penuh keluh kesah, hobi misuh-misuh. Suka sambat dan kurang syukur. Bakal jadi energi negatif kalo cerita-ceritaku pada masa itu, aku post di blog. Jadi aku putuskan, pada saat itu. Ga nulis blog dulu. 
 
Memasuki semester pertama 2021, struggle-nya masih sama. Hidup belum baik-baik saja. Tapi saat itu, aku sudah mulai punya rencana untuk mengambil langkah baru. Terutama soal kerjaan. 
 
Jadi aku udah rencanain, bakal stay dikerjaan sekarang, sampai beberapa bulan kedepan. Setelah itu, aku berencana untuk resign dan cari kerjaan baru. Tempat baru, suasana baru, dan orang-orang baru. Karena aku butuh me-refresh hidup aku. Yang aku rasa selama ini flat banget. 
 
Ternyata, sebelum aku memutuskan untuk resign. Kantor sudah lebih dulu meng-cut me off. Aku dirumahkan. Yah, seperti sektor usaha lain yang terdampak pandemi, begitu juga dengan kantor ku.
 
Tiba-tiba aku stress. Rencana yang udah aku susun, hancur berantakan. Emang paling bener yaa, rencana yang sukses adalah rencana yang tidak direncanakan. Dan, sematang apa pun manusia punya rencana, kalau ga sejalan sama kehendak Tuhan. Ya ga akan jalan. 
 
Dari situ aku cuma mencoba pasrah (untuk ga bilang menyerah). "Yaudah deh, bakal kemana rencana Tuhan, aku akan ikuti," 
 
Tapi ternyata, kantor masih baik hati untuk mempertahankan aku. Jadi mereka nawarin, untuk tetap stay di kerjaan. Tapi pindah penempatan ke daerah lain. Ke kantor manajemen di sana yang lebih stabil. 
 
Sebenarnya saat itu, aku masih punya opsi lain, untuk stay on the track aja direncana awal. Resign. Dan cari kerjaan baru. Tapi aku mikir lagi, aku gamau keluar dari kerjaan dengan kondisi aku yang sedang 'dirumahkan.' Even I hate this job, I don't wanna lose my job this way. 
 
Karena, seberapa pun aku tidak mencintai pekerjaan ini. Tapi bagaimana pun juga, ini adalah pekerjaan profesi pertama ku. Aku akan mengenang pekerjaan ini, sebagai tempat belajar terbaik. Kalau aku keluar dengan cara yang tidak menyenangkan, aku hanya akan mengenang pekerjaan ini dengan buruk.
 
Jadi aku putuskan untuk memperpanjang masa kerja ku di kantor ini. Dengan menerima tawaran pindah ke penempatan baru. Dan setelah aku pikir-pikir. Aku dapat semuanya yang memang aku mau. Tempat baru, suasana baru, dan orang-orang baru. Meski masih dibidang pekerjaan yang sama. 
 
Dan akhirnya aku memutuskan untuk menerima tawaran pindah tugas ke daerah. Yakni ke kantor manajemen di Kalimantan Utara (Kaltara). Awalnya, aku akan ditempatkan di Berau, which is itu masih Kaltim. Tapi akhirnya, dengan beberapa pertimbangan aku ditempatkan di Tanjung Selor, Ibu Kota Provinsi Kaltara. 
 
I was so excited when I know I will go there, karena di sana selain ada Andes, aku akan dekat dengan teman-teman ku di Tarakan. 
 
Singkat cerita per 10 Juni kemarin, akhirnya aku berangkat ke Kaltara. Nginep semalam di Balikpapan buat perpisahan sama sepupu dan ipar. Mbak Nur dan Nabila. Dan terbang ke Berau Kamis pagi. 
 
Aku pikir aku memang sebahagia itu untuk memulai hidup ke tempat baru. Tapi kenyataanya, selama penerbangan di pesawat aku kalut juga. Tiba-tiba perasaan takut dan ragu menyergap hati ku. Muncul pertanyaan-pertanyaan, yang bahkan gabisa aku jawab. 
 
"Am I right? Is this the best choice that I choose? Could it be better there? Or even worse? Kalo homesick gimana? Kalo tiba-tiba pengen pulang gimana?" 
 
Mikirin itu sampe akhirnya aku nangis sepanjang penerbangan. Dan terpaksa pake kaca mata hitam pas landing di bandara. Malu kalo mata sembab kaya kodok. 
 
Di bandara untungnya dijemput sama bos dari kantor. Jadi ga ngenes-ngenes amat sendirian gatau apa-apa di tempat baru. And fortunately, Amel juga datengin ke bandara. Sempet lepas kangen sebentar dan lunch bareng. Diajak muter-muter Berau sebentar, terus akhirnya head to Tanjung Selor melalui perjalanan darat selama 3 jam.
 
Dimana selama perjalanan 3 jam itu, aku ngerasa bener-bener kaya norak banget memasuki pedalaman Kalimantan. Perjalanan yang ngeri-ngeri sedap. Karena sepanjang jalan yang kanan kiri hutan, ga ada signal, dan sempet ngelewatin tambang batu yang aku pikir kami nyasar ke planet lain. 
 
Akhirnya setelah sampai di Tanjung Selor, drop koper dan barang ke kos Andes. Terus diajak ke kantor manajemen di sana. Malamnya, diajak makan malem bareng Pak Dirut. Yang mana Pak Dirut ini ternyata adalah cucu dari pendiri pesantren tempat aku mondok dulu, jaman SMA di Balikpapan. Wow, world is so that smalllll. Aku jadi ngerasa, waaah match nih. Kayanya bener jalan hidup ku ke sini (insha Allah) Hehe. 
 
Setelah menginap di hotel semalam. Paginya, aku balik ke kos Andes. Di sini lah aku akan tinggal selama di Tanjung Selor. Sayangnya, kosnya kosong karena Andes lagi dinas di luar daerah. Jadi lah dua hari selama weekend aku sendirian dan homesick sendiri di kos. 
 
Senin, 14 Juni 2021 akhirnya aku memulai kerja hari pertama ku. Dan dilanjutkan dengan hari-hari berikutnya. Sampai gak terasa udah sebulan lebih berlalu. It's fast but not easy, even I think I'm quite good enough to adapt my life here. 
 
So far, aku ngerasa lebih damai sih di tempat ini. Karena mungkin, terbantu sama kondisi kotanya yang cenderung lebih sepi dari Samarinda. Good place for healing lah dari hiruk pikuk kota yang terlalu pengap. 
 
Aku juga tumbuh lebih positif dan punya ruang untuk bergerak. Dulu, di Samarinda rasanya hidup ku terlalu monoton dan ruang gerak yang sangat sempit. Pergi ke tempat baru, rasanya seperti menemukan cahaya setelah melewati lorong gelap. 
 
Aku ga berharap banyak apakah hidup akan lebih baik di tempat ini. Tapi aku berdoa, semoga aku bisa selalu merasa lebih damai dan bahagia dimana pun aku berada. 
 
 
Doa yang sama untuk kalian semua, 
 
Love,

Khajjar. R


Spot favorit menuju tempat kerja


Menuju Berau

Didatangin Amel di bandara :D

Ini Bos Kantor yang jemput + ngantar Berau - Bulungan



Ingin cari spot foto yang menggambarkan kalo aku di Kaltara. Ya ini! Cukup representatif



Newer Posts Older Posts Home

Best of Mine

Best of Mine
Don't judge me too much if you don't know me too well

ABOUT AUTHOR

Suka Nulis || Suka Cerita || Suka Hal Baru || Dan Suka Kamu!! Terima Kasih Sudah Berkunjung :D

AmazingCounters.com

Blog Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (5)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (9)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2021 (2)
    • ▼  November (1)
      • Jalan – Jalan ke Lumbis Pansiangan
    • ►  July (1)
      • New Place, New Life
  • ►  2020 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  October (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (12)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  September (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)

Categories

  • Article
  • Impression
  • Prolife
  • Travelog

POPULAR POSTS

  • CATATAN SKETSA: JADI GINI RASANYA DEMIS. . .
  • 15 TH OCTOBER
  • CATATAN SKETSA: BEHIND THE SCENE (BTS) BINCANG EKSKLUSIF BERSAMA PAK REKTOR
  • Review Film: Dilan 1990

Copyright © 2016 THE CORNER OF MY WORLD . Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates