THE CORNER OF MY WORLD

Everyone has a story of their life. And here are my stories about love, friendship, family, dreams, and hopes. These are all in the corner of my world. Fortunately, in this big world I have my own little corner :D

Powered by Blogger.

"Good friends only know about best stories in your life. But best friends have lived them with you." -Anonymous- 

Sepanjang sejarah geng persahabatan saya, masa kuliah ini lah yang paling banyak. Saya punya geng persahabatan di kampus, yang isinya 11 orang. Bukan geng sih nyebutnya, kesannya kok kayak gangster gitu yaa. Kelompok, ilmiah banget kayak kelompok belajar. Bubuhan lah yaa. Temen-temen saya juga sering bilang "bubuhan kita" untuk menyebut kami. Kami terbentuk kira-kira di awal semester tiga. Integrasi dari bubuhan-bubuhan kecil. 

Awalnya saya, Nure dan Rinda itu satu bubuhan. Terus bubuhan yang lain ada Riris, Dahlia, Pute, Ayu. Bubuhan lain lagi, Warda, Eva, dan Eri. Andes yang sendiri karena memang dia punya gaya SKSD yang bagus. Jadi bisa sok deket kemana aja. Secara tidak sengaja, kita dipertemukan dalam satu kelompok untuk tugas kuliah. Seterusnya, karena banyak tugas mata kuliah lainnya dan kebetulan dosen selalu memberikan pilihan demokratis untuk menentukan kelompok sendiri, daripada ribet cari kelompok baru, ya sudah. Kami bertahan dengan formasi ini. Sebenarnya perjalanan kami untuk menjadi sahabat seperti sekarang cukup panjang. Tapi karena  sekarang udah semester sembilan, dan saya udah banyak lupa gimana ceritanya. Langsung aja singkat cerita. Kami jadi sahabatan sampai sekarang. 


Terkait nama bubuhan kita, Istri Sholeha, selanjutnya disingkat Ishol, saya juga lupa. Sepertinya saat itu saya tidak hadir saat sidang penentuan nama bubuhan. Jadi silakan tanya mereka. Atau nanti saya yang tanyakan. Gak bisa sekarang. Karena ini udah jam 2 malam. Lagian juga saya gak ada pulsa. Tapi bisa Line. Oke saya Line mereka, jawaban kita tunggu besok pagi. Nanti saya update. 
Udah. Udah saya chat maksudnya. 

Itu yaa jawaban mereka, baru dibalas pagi harinya.


Terlepas dari ketidaktahuan saya, atas asal-usul nama Ishol itu. Nama ini memang paling tepat sebagai representasi bubuhan kami. Karena di antara kami ada yang sudah menikah. Yaitu Riris. udah punya baby bahkan sekarang. Dan kami semua memang, bercita-cita menjadi istri sholeha sebagai perhiasan paling berharga di dunia. Tsah....

Di antara anggota Ishol, hanya saya yang sampai sekarang, masih aktif di organisasi. Dulu Riris dan Andes sempat aktif juga di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan. Tapi sudah tidak lagi. Sehingga dalam perkumpulan sehari-sehari, saya lah yang paling sering absen karena kesibukan organisasi. 

Tapi jangan salah, satu bubuhan sama mereka itu juga kayak organisasi. Tiap tahun kita pasti punya agenda besar yang kita sebut proker (program kerja). Contoh, proker besar ditahun 2015. Tour ke Pulau Jawa. Jadi lima bulan sebelumnya, mereka sudah cari dana dengan jualan makanan di kampus. Saya tidak ikut waktu itu, karena pertimbangan kesibukan di organisasi. Akhirnya saat libur semester genap, mereka benar-benar melakukan tour itu. Ke Pare-Malang-Bali-dan Jogja. Saya nyusul, tapi cuma ketemu semalam di Pare. 

Akhir 2015 kita punya project besar lagi. Ikut MUN (Model United Nations) yang digagas oleh Warda dan Eva. Tapi jadi dua kubu waktu itu. Riris, Rinda, Pute dan Nure ikut MUN di Jogja. Sedang Warda, Eva, Andes dan saya, ikut MUN ke Roma dan baru berangkat Maret 2016. Sebenarnya itu bukan proker Ishol secara keseluruhan. Tapi karena yang pergi anggota Ishol semua, kami dengan bangga menyebut itu proker kami. 

Bahkan dipertengahan 2016, kita membuat Simulasi MUN di kampus yang disebut Warda sebagai proker terakhir Ishol. Kemudian akhir-akhir ini, Warda menyebut proker terakhir lagi, membuka posko maba untuk cari dana. Tapi gagal karena gak dapat tenda. Tapi ada proker terakhir lainnya lagi, yaitu kegiatan sosial ke Panti Asuhan ketika semua anggota sudah Seminar Proposal (sempro). Sambil syukuran. Sampai catatan ini ditulis, masih ada tiga anggota ishol yang belum sempro. Kita doakan semoga segera!


Dalam bubuhan dengan banyak anggota seperti ini, tidak mungkin dekat semua. Pasti ada yang dominan lebih dekat ke salah satu atau dua orang saja. Misal, saya paling dekat dengan Ayu. Dahlia dengan Eri. Warda dengan Nure dan Eva. Andes yang sudah saya bilang dia dekat dengan siapapun karena dia punya bakat SKSD yang sangat bagus. 

Kita gak punya leader sih di bubuhan, tapi menurut saya yang biasa nge-lead itu Warda, Riris atau Dahlia. Kalo Warda itu lebih karena dia bisa mempengaruhi orang lain dengan pemikiran dan kata-kata dia. Kalo Riris, ya karena yang keluar dari mulut dia pasti bagu s semua. Dan kalo Dahlia, itu lebih ke, merintah. Dia kalo ngomong itu, sifatnya memerintah. Nah, atas sikap dia yang seperti itu, makanya dibubuhan, Dahlia kita panggil Incess.

Terus, menurut saya yang paling cantik di bubuhan kita itu Nure. Menurut saya wajah dia mirip Eriska Rein. Kakinya ramping banget kayak kaki girlband. Urutan kedua, Pute. Dia sebenernya cantik natural khas Sangatta, tapi sudah di teplokin sama kosmetik Korea. Jadi, cantiknya sudah standar internasional. Ketiga dan seterusnya, malas deh ngurutin. Oh ya yang paling tomboy itu Eri. Jadi kita panggil dia abang.

Berikut saya lampirkan biodata mereka. Ini faktual, karna mereka yang isi sendiri. Ditambah fakta unik mereka versi saya. Jadi sifat kebenarannya adalah relatif. Kita mulai dari siapa yaa? Andes saja. 

1. Andes



Nama lengkap: Nofita Andes Nurdiana
Panggilan: Andes
TTL: Samarinda, 27 November 1994
Hobby: Traveling, nonton, nyanyi dan sekolah (ya kali Ndes, sekolah jadi hobby 😂)
Cita-cita: Jadi manusia yang berguna
Motto hidup: jalani saja! (Flat amat motto idup lo Ndes)
Hal yang disukai: tidur dan makan
Hal yang tidak disukai: Orang jahat
Tipe cowok: Bisa membimbing ke jalan yang baik dan benar
Pacar: -

*Fakta Unik Andes:
  •  Andes punya panggilan khusus buat anggota ishol. Contoh, cuma dia di Ishol yang manggil saya Ujur
  • Paling vokal dikelas
  • Ambisius
  • Gak bisa makan sayur
  • Selalu bawa Yakult dan dibagi-bagiin ke anggota Ishol 
  • Ngefans banget sama Donghae Suju, sampe katanya dia mau kasih nama anaknya nanti "Anhae" singkatan dari 'Andes-Donghae' (Gila!)


2. Nure


Nama lengkap: Nur Aeni
Panggilan: Nure
TTL: Tawau, 13 Februari 1995
Hobby: jalan-jalan, ngemil, bersih-bersih, nonton komedi
Cita-cita: anak berbakti, istri yang sholeha, ibu yang bijak
Motto hidup: always be better
Hal yang disukai: Ngobrol sama mak babe
Hal yang tidak disukai: Bawang goreng, daun seledri, insomnia, tdak dianggap dan diremehkan
Tipe cowok: seiman dan setia
Pacar: Ryan Kurniawan

*Fakta Unik Nure:
  • Makanan kesukaannya adalah beras, tomat dan es batu. Jadi kalo Nure kerumah kalian, cukup hidangkan ketiga makanan itu saja.
  • Aseli bugis asal Pulau sebatik. 
  • Logat bahasanya amfibi. Kalo sama kita dia bisa ngomong biasa, tapi kalau balik ke temen-temen sebatiknya, logat Nure berubah sama seperti mereka
  • Bajunya banyak dan bagus-bagus karena ibunya punya toko baju di sebatik
  • Distributor kosmetik Malaysia ke Ishol. Dia penyelundup 

3. Riris


Nama lengkap: Risky Amalia
Panggilan: Riris
TTL: Samarinda, 31 Maret 1996
Hobby: masak sambil godain suami (hobby macam apa ini???)
Cita-cita: dosen sekaligus hot mommy
Motto hidup: She/he can, I can too!
Hal yang disukai: Ngurus bayi,
Hal yang tidak disukai: Lihat cincau yang kayak ulat licin
Tipe cowok: I dont have type. If I like, I like. And I got him Abang ghufron
Suami: Muhammad Ghufron


*Fakta Unik Riris:
  • Yang paling muda di Ishol tapi paling dewasa dan sudah menikah 
  • Riris menikah awal semester 6
  • Suaranya pelan dan kalem. Kalau dia ngomong saya sering jawab sambil teriak "Apa Riss?" Karena gak denger dia ngomong apaan. Pelan banget suaranya.
  • Gaya dia ala cewek elegan banget

4. Pute

Nama lengkap: Putri Annisa Rizkhya Rijaya
Panggilan: Pute/Puput
TTL: Samarinda, 29 September 1995
Hobby: Nonton film thriller dan nyikat WC (hobi langka bin aneh)
Cita-cita: Punya clothing line
Motto hidup:If it aint alright, it's not yet the end
Hal yang disukai: family, traveling, riddle
Hal yang tidak disukai: dimanfaatkan, orang yang kalau makan ngecap-ngecap, orang yang tidak memikirkan orang lain
Tipe cowok: he should be like Jack in Titanic or at least someone like Lupus
Status: Mencari daddy-daddy hot 

*Fakta Unik Pute:
  • Sering galau dan merasa gak cantik
  • Pintar bahasa inggris
  • jenius
  • Paling tidak vokal dikelas
  • Ngefans banget sama Bigbang dan artis YG lainnya
  • Selera musiknya RnB  
  • Punya banyak koleksi lipstick 

5. Warda 
 
Nama lengkap: Wardatul Marufah
Panggilan: Warduk/War
TTL: Balikpapan, 19, Agustus 1995
Hobby: membantu orang lain
Cita-cita: jadi orang baik
Motto hidup: jadi orang yang suka pencitraan
Hal yang disukai: -
Hal yang tidak disukai: Orangtidak baik
Tipe cowok: cowok baik
Pacar: -

*Fakta Unik Warda:
  • Suka banget sama jenis hewan primata
  • Dia bilang orang utan itu ganteng
  • Baru aja bisa naik motor diajarin Nure
  • Cerdas dan cas cis cus ngomong bahasa inggris
  • Selalu bersikap seolah dia adalah pria di Ishol. Dia sering nge-WA anggota cuma buat ngingatin makan, tidur, dan jaga kesehatan. Kayak pacar!

6. Ayu


Nama lengkap: Ayu Aditriya
Panggilan: Ayu/Yu
TTL: Jakarta, 7 November 1995
Hobby: bersih-bersih, masak, baca novel
Cita-cita: be a good madrosatul al ula, bussiness woman
Motto hidup: man shabara zhafira
Hal yang disukai: jualan
Hal yang tidak disukai: dicuekin, tempat berantakan, kotor dan jorok
Tipe cowok: beriman, berbudiman, dan menghargai perempuan

*Fakta Unik Ayu:
  • Yang paling alim di Ishol 
  • Sedang merintis bisnis online shop
  • Jadi penasehat agama bagi Ishol 


 Eva, Incess, Abang, dan Rinda. Soon menyusul. Nih kasih fotonya dulu. 



*Fakta Unik Inces:
  • Dipanggil Inces di ishol karena hobby memerintah
  • Senang masakin makanan buat Ishol. Kalo kita kelaparan tinggal kerumahnya aja, nanti dimasakin
  • Kadang sok misterius. Kalo lagi mau jalan, terus kita tanya kemana dan sama siapa, dia gak ngaku tuh. "Mau kemana Cess?" "keluar bentar," "sama siapa?" "Ada, orang." (Sama seseorang maksudnya). Pas kita lihat, wizz cowok. Tapi ternyata adiknya. Kenapa gak langsung jawab aja, "mau ke mall sama adik." Kan beres.
  • Gak bisa ngomong "fanta" bisanya "panta" kayak orang sunda.

*Fakta Unik Rinda:
  • Pekerja keras
  • Punya olshop kosmetik korea @petticoatid_ go follow yaa!
  • Ngefans banget sama One Direction bahkan sampe nonton konsernya ke Jakarta (Sayang udah bubar haha)
  • Punya adik yang namanya kayak menteri jaman Soeharto. Fuad Bawazir

*Fakta Unik Eva:
  • Riweuh, panikan. 
  • Ngefans banget sama Sehun EXO
  • Suka lihat roti sobek oppa korea. Dulu saya itu gak ngerti roti sobek itu apaan. Ternyata itu maksudnya perut sixt pack nya idol cowok gitu loo yang kotak-kotak kayak roti.
  • Punya adik cowok yang malah terlihat lebih dewasa 
  • Suka dengar music pake headset tapi volumenya full sampe kita juga bisa denger
  • Kalo make jilbab, jidadnya lebar banget kaya ibu pejabat
  • Ishol mendoakan dia supaya bisa jadi Lurah Palaran

*Fakta Unik Abang Eri:
  •  suka nonton anime Jepang
  • Pintar gambar. Orang yang sukan anime pasti jug suka gambar sih. Kayak udah otomatis gitu
  • paling tomboy di Ishol

Saat ulang tahun Nure

Ulang Tahun Eva

Pernikahan Riris


Meow!


Mata Kuliah MRK

Ishol X Dini
Sincerely...


Khajjar R
Selamat malam.......................................... karena saya nulisnya malam-malam. Malam ini, (kebanyakan kata malam yaa?) saya menulis sebuah catatan, untuk melengkapi deskripsi video yang saya upload di channel youtube saya. (Link videonya paling bawah, setelah tulisan selesai). Tentang apa? Baca aja dah. Tapi kalau gak mau baca, ya gak papa juga. Nonton aja videonya yaa. Tapi kalau gak mau nonton ya gak papa juga. Karena saya tau, kuota itu mahal saudara-saudara. Trims.

***

Istilah Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar disingkat PJTD, sudah mafhum di kalangan Pers Mahasiswa. PJTD adalah pelatihan dasar-dasar jurnalistik, menulis, dan pemahaman tentang pers. Tapi di Sketsa, istilah PJTD malah tidak terlalu familiar. Karena memang kita tidak menyebut pelatihan-pelatihan yang biasa kami lakukan terutama untuk anggota baru, dengan istilah PJTD. Ya hanya menyebut dengan kata "Pelatihan". Saya sendiri pertama kali mendengar istilah PJTD saat akan mengikuti PJTLN (Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional) di Palembang pada April 2015. Salah satu persyaratannya adalah sertifikat PJTD. Atau surat keterangan telah mengikuti pelatihan jurnalistik dasar di LPM masing-masing. 

Untuk kemudian saya ketahui, setiap PJTLN memang mewajibkan sertifikat PJTD bagi calon pesertanya. PJTD menjadi pelatihan wajib sebelum mengikuti PJTLN. PJTD dan PJTLN adalah dua pelatihan yang memiliki relevansi dan dianggap sebagai pelatihan resmi dan penting bagi seorang pers mahasiswa. Bahkan beberapa LPM di luar sana, menjadikan PJTLN sebagai syarat anggotanya ketika akan menjabat sebagai pengurus. Di Sketsa aturan itu belum diberlakukan. Nah, oleh karena itu di kepengurusan ini, saya mulai memperkenalkan PJTD dan PJTLN kepada anggota baru. Harapannya kedepan, PJTD dan PJTLN juga menjadi syarat wajib yang harus diikuti seluruh anggota Sketsa.

Untuk pertama kalinya, kami membuat PJTD yang sifatnya terbuka untuk mahasiswa umum. Tujuannya waktu itu, adalah untuk memperkenalkan LPM Sketsa secara lebih luas dan strategi untuk mendapat atensi yang lebih besar dari mahasiswa Unmul dalam Open Recruitment (Oprect) Geleombang II yang akan kami buka. Peserta PJTD kami golongkan menjadi dua. Pertama adalah anggota baru Sketsa yang telah mendaftar oprect gelombang I di bulan November. Kami wajibkan mereka untuk mengikuti PJTD yang kami sebut sebagai pelatihan resmi pertama sebagai anggota baru Sketsa. Dan kedua adalah mahasiswa umum yang membeli tiket pendaftaran. Jadi kalaupun misalnya pada saat itu, PJTD kita gak ada yang daftar, kita masih punya peserta dari anggota baru. (What a great strategy! haha).

Saya dan panitia berusaha mengemas acara semenarik mungkin. Dari mulai pemateri, tema acara, konsep, dan segala hal yang berhubungan dengan PJTD. Pertama, pemateri memang kami siapkan dari kalangan jurnalis. Karena kan pelatihan jurnalistik, pasti lebih ngena kalo yang kasih pemateri memang seorang jurnalis. Kalo dosen, ya apa bedanya sama kuliah? Nah pemateri pertama waktu itu seorang pimpinan redaksi dari perusahaan media cetak terbesar di Kaltim. 

Alhamdulillah, waktu itu emang kayak dikasih kemudahan deh bisa dapetin beliau sebagai pemateri. Cuma dihubungi via telfon langsung oke. Kedua, karena materinya fotografi kami ambil pemateri seorang fotografer lingkungan yang kebetulan juga seorang jurnalis. Ketiga, jurnalis lagi. Tapi bedanya dia masih mahasiswa dan kebetulan memang ketua umum Sketsa periode 2016 sebelum saya. Konsep materi memang kami susun demikian. Jadi pemateri pertama membahas tentang dasar-dasar jurnalistik, pemateri kedua bahas fotografi dan pemateri ketiga lebih ke motivasi mahasiswa untuk menjadi jurnalis. Karena TSO kita memang mahasiswa. 

Terus biar acara semakin menarik, kita siapkan doorprize. Gak main-main doorprizenya waktu itu. Kita siapkan dua novel. Pertama novel Trilogi 5 Menara dan Tetralogi Buru Karya Pramoedya Ananta Toer. Jadi total ada tujuh novel yang jadi doorprize. Yang lebih keren lagi, Novel Trilogi 5 Menara-nya itu ada tanda tangan (ttd) penulis. Kebetulan waktu itu, penulisnya A Fuadi lagi ngisi PJTLN di LPM Dinamika Medan. Nah saya minta temen saya di sana buat belikan novelnya sekaligus mintain tanda tangan A Fuadi. Dan dikirim ke Samarinda. Mahal banget ongkosnya. Tapi demi tanda tangan penulis idola mah apa sih yang enggak. Saya dengan berat hati sebenarnya melepas novel itu sebagai doorprize. Karena saya juga mau T_T, tapi demi PJTD, ya baiklah.

Terus doorprize kedua itu gak kalah dramanya. Kalian tahu kan gimana fenomenalnya tetralogi Pulau Buru karya sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer yang namanya berkali-kali masuk sebagai kandidat penerima nobel sastra. Pasti mahal, dan susah dapetin yang asli. Saya aja punya satu yang sekuel ke-empat beli bajakan di Pare. Itu juga hadiah dari temen. Dan akhirnya kami dapet novelnya, tapi mahal, harganya Rp 500 ribu lebih. Jadi kami masukin proposal ke toko bukunya. Dan ditolak! Tapi akhirnya kami tetep beli, demi memberikan doorprize yang berfaedah bagi mahasiswa dan semoga bernilai pahala karena kami mendorong budaya literasi di kampus dengan memberikan sebuah buku. 

Selain doorprize, banyak lagi drama pra PJTD. Salah satunya masalah ttd Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan di sertifikat peserta. Kebetulan, waktu itu bapaknya lagi opname di rumah sakit karena asam urat kaki. Gimana pun caranya, kami harus dapat ttd beliau. Karena udah terlanjur publikasi kalo peserta bakal dapat sertifikat langsung pas acara. Kami jenguklah bapaknya, dengan membawa segepok sertifikat untuk di ttd-in. Tapi beliau cuma mau ttd 30 dari 150 lembar. Sampe H-1, 120 sertifikat belum di ttd-in. Akhirnya setelah merayu, memohon, dan meminta dengan sangat, Pak Wakil Rektor luluh dengan memandatkan sekretarisnya untuk memberikan stempel ttd-nya di sertifikat kami. Hamdalah.

Hari H terlaksana pada Sabtu, 10 Desember 2016. Secara keseluruhan, acara sukses. Tapi ada beberapa cacat juga. Pertama, acara ngaret. Jam 8 peserta sudah membludak, tapi kami panitia malah belum siap. Konsumsi snack dan seminar kit juga lambat datang. Udah gitu, acara yang harusnya mulai 8.30 pagi, molor satu setengah jam, karena kita nungguin pembina yang akan ngebuka acara. Terus, pemateri pertama yang paling kita harapkan, malah ngasih materi yang out of the context. Padahal kita udah kasih TOR, untuk membahas tentang dasar-dasar jurnalistik. Tapi beliau malah bahas tentang medianya. Alibinya kalau teori dasar-dasar jurnalistik bisa dibaca dibuku. Ya tapi kan pak, ah ya udahlah. Untung pemateri dua dan tiga setelahnya, bagus aja sesuai arahan. Coba kalau sama kayak pemateri pertama. Ya udah kalo gitu peserta suruh baca buku aja semua.  

Terlepas dari itu saya tetep bersyukur karena acara berjalan dengan lancar. Panitia yang terlihat keren karena pake kaos baru yang kita tetapkan sebagai PDL (pakaian dinas lapangan). Tulisan depannya "PERS MAHASISWA" dan di belakang punggung tulisan bahasa Jerman "Das schreiben ist ar beiten eine ewigkeit" yang artinya "menulis adalah kerja keabadian" kata-kata magis dari Om Pram (Pramoedya Ananta Toer). Buat para sponsor acara kita juga dari Shofy Copy, yang bisa kita hutangin ATK dan nyiapin seminar kit keren. Dan konsumsi hits dari Ayam Gepreks. Oke lah semuanya.


I'll never forget this moment...


Khajjar.R

Desain Publikasi PJTD. Desain by Rizky Rachmadiani

Moderator Achmad Syahrif dan Pemateri Fotografi Bapak Yustinius Sapto Hardjanto
Peserta PJTD

Panitia

Tarakan Island (Source: wikipedia.org)

Saya punya hoby traveling. Suka dan mau banget ke tempat-tempat baru yang belum pernah saya kunjungin. Dan target saya, minimal setahun sekali harus travelingan. Entah itu sekedar jalan-jalan atau ada kegiatan tertentu. Dan Alhamdulillah tiga tahun terakhir, kesempatan itu selalu ada. 2014 lalu pergi ke nikahan keluarga di Lamongan, 2015 PJTLN ke Palembang, les bahasa Inggris ke Pare, Kediri, dan travelingan ke Malang-Jogja. 2016 yang paling berkesan, karena baru pertama kali ke luar negeri dan tinggal selama 45 hari di pedalaman Kubar, dalam rangka KKN.

Nah 2017 ini yang stagnan. Saya udah mikir kayaknya saya gak bakal kemana-mana deh tahun ini.   Pertama karena saya fokus di organisasi. Ya, berhubung saya ketua, jadi gak bisa ditinggal kemana-mana. Gak kayak dulu, waktu masih jadi anggota dan suka alpa kegiatan. Kedua, saya mau fokus di skripsi. Target lulus tahun ini mesti dikejar. Tapi selama ada peluang buat travel dan itu tidak terlalu mengganggu dua alasan tadi, ya kenapa enggak?

Dan kesempatan itu beneran datang. Tuhan kasih rejeki buat travelingan ke Tarakan. Gratis pula. Kok bisa? Nah gini ceritanya.......

Ada temen pesantren saya dulu, yang mau nikah tanggal 13 Agustus. Dia nge-share undangan  lewat grup WA alumni. Temen-temen saya yang lain (as usual) ngasih ucapan selamat, "semoga samawa" dan sebagainya. Saya gak ngasih ucapan macam gitu tuh, saya iseng bilang "kalau dibayarin saya bakal datang bantu rewang." Awalnya cuma bercanda, eh tapi ditanggapin serius. Saya gak tau yaa, itu emang saya yang lagi lucky atau emang temen saya yang kelewat baik. Ada juga hikmahnya suka ngomong frontal yaa (^_^)

Singkat cerita, akhirnya saya berangkat pada 12 Agustus, sebenarnya yang dibayarin dua orang, saya dan satu temen lagi di Balikpapan. Tapi karena dia gak bisa ninggalin kerjaannya, jadi lah saya berangkat sendiri. Orang kalau sudah punya tanggung jawab kerja emang susah. Jadi bersyukurlah kita sebagai pengangguran bertitel 'mahasiswa' ini. 

Oh ya, saya mau ceritain dikit, tentang temen saya yang nikah ini. Namanya Nur Atika, dipanggil Tika. Kita temen satu angkatan, tiga tahun di pesantren dari 2010-2013. Dulu dia kelas Bahasa, saya IPA. Di pesantren dia termasuk santri yang labil, suka goncang, sering sakit, tapi alhamdulillah bertahan sampe lulus. Dia adik kesayangan ketua asrama dan satu club di teater sama saya.


Tika, kiri (foto ini diambil waktu kelas 1 MA, sebenarnya saya nyari yang ada sayanya, ketemu. Tapi nista banget eh muka saya. Jadi cari yang aman dan cantik aja)

Bukan rahasia lagi sih, kalo ikatan (baca: ukhuwah) yang dibangun di pesantren itu emang kuat banget.  Apalagi kalau satu angkatan. Saya jadi inget, dulu waktu saya masih santri baru, temen saya yang santri lama, Halimah pernah bilang gini "Di sini tuh Jar, kamu bakal nemuin temen yang udah kayak saudara banget." Dan itu kebukti. Bahkan meski kita udah pada lulus gini. (Saya pengen bikin tulisan tentang pesantren, doakan saya jauh dari sifat malas dan niatkan ini sebagai syiar biar generasi muda banyak yang belajar ke pesantren).

Balik lagi ke pembahasan utama, akhirnya saya berangkat Sabtu sore waktu itu. Saya excited banget untuk pertama kalinya bakal terbang ke Tarakan. Saya emang selalu berkesan dengan semua hal yang baru 'pertama kali' saya lakukan. Termasuk penerbangan.  Karena ini jadi penerbangan lokal pertama saya. penerbangan lokal satu pulau di Kalimantan. Sama excitednya waktu pertama kali ngerasain penerbangan luar negeri. Jadi kalau Pak Habibie addicted sama pesawat, saya addicted sama penerbangan. Saking semangatnya, biar pesawat saya delay dua jam, saya tetep bahagia. Penerbangan Balikpapan-Tarakan ditempuh selama 50 menit. Sedihnya saya duduk di seat C. Padahal pengennya di A atau F. biar bisa lihat Pulau Tarakan dari jendela pesawat. 

Ada dua hal yang membuat saya sangat semangat pergi ke Tarakan, pertama yah karena ini pertama kali. Dan kedua karena saya bakal reuni dengan teman-teman alumni pesantren yang ada di Tarakan.  Kebetulan temen dari Tarakan yang satu angkatan dipesantren itu emang banyak banget. Hampir selusin deh kayaknya. Selain Tika, ada Adhel, Ani, Hafsa, Rifa, Afna, Ida, Rahma, dan my besties Lathi. Belum lagi yang adik dan kakak tingkat. Jadi travelingan kali ini, juga diniatin buat silaturahmi. Biar panjang umur!

Sesampainya di Bandara Juwata Tarakan, saya dijemput sama sahabat saya, Lathi. Di antara temen-temen Tarakan lainnya, saya emang paling deket sama Lathi, karena kita dulu sekelas di IPA. Kita juga satu geng, yang namanya aneh. Five Chun. Five karena kita berlima, saya, Lathi, Dayah, Nenti dan Nita. Chun, itu sebenarnya nama panggilannya Lathi karena dia ngefans banget sama aktor Taiwan, Wu Chun, jadi kita panggil dia Lathi Chun. Dan saya gak tau asal-muasal sebab-musabab akhirnya itu jadi nama geng kita.

Pertemuan pertama setelah 4 tahun lulus. Hua dramaaa😭😭😭

FYI, bandara Tarakan udah jadi Bandara internasional lo. Bagus bandaranya. Ya gak kecewa lah dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan yang super classy, ke bandara Juwata. Bedanya cuma lebih kecil aja. Bandara Juwata cuma punya tiga gate. Desain dalamnya kayak perpaduan Soekarno Hatta sama Adisucipto Jogja.  Secara umum, Kota Tarakan yang saya amati sekilas dari perjalanan bandara ke rumah temen saya di daerah Karungan, bagian Tarakan Timur, Tarakan kotanya cukup bersih. Jalan besarnya udah dua jalur kayak di kota-kota besar. Lampu jalannya banyak dan nyala semua. Kira-kira taiap 10 meter ada lampu jalan. Samarinda aja kalah. 

Sekedar informasi, Tarakan itu satu-satunya kota madya di Kalimantan Utara (Kaltara). Makanya banyak yang ngira kalau Tarakan itu ibukota. Padahal ibu kotanya Kaltara itu Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan. Tarakan sendiri secara geografis adalah pulau yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi. Penduduk aslinya itu setahu saya suku Tidung, tapi ternyata juga banyak pendatang di sana. Terutama Bugis dan Jawa.  Bahkan saya baru tau setelah saya kesana, kalau Tika CS itu ternyata Bugis. Saya pikir selama ini mereka suku Tidung.

Saya lihat banyak hotel dan banyak masjid, menandakan kota ini banyak dikunjungi wisatawan dan penduduknya agamis. Ada Islamic Center juga loo. Tapi saya gak mampir.  Banyak TNI juga, terutama TNI AL. Mungkin karena Tarakan dekat sama perbatasan Malaysia. Bahkan di Karungan, tempat saya menginap, ada pelabuhan TNI AL. Keren. Pertahanan militer memang harus kuat diwilayah perbatasan untuk menjaga wilayah kedaulatan negara dan antisipasi ancaman dari negara lain.

Saya bermalam di rumah Tika. Rumah Tika itu khas rumah orang bugis, rumah panggung yang panjang kali lebar. Kamarnya banyak dan dapurnya luas. Rumah di sana rata-rata emang gitu. Rumah Lathi juga. Saya jadi ngerasa di kampung Upin Ipin. 

Minggu 13 Agustus adalah harinya. Hari H pernikahannya Tika.  Paginya akad, siangnya resepsi. Saya seksi dokumentasi, jadi tukang foto selama akad. Seneng banget akhirnya ketemu banyak temen, kakak dan adik tingkat di pesantren dulu. Ada Adhel, Hafsa, Ani, Rahma, Kia, dan Icha, Kak April dll. 






Tika dan suami. Jangan nanya kapan nyusul!

Selama di Tarakan saya sempat jalan ke Hutan Mangrove di KKMB (Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan), ke Museum Rumah Bundar, ke Pelabuhan Laut Tengkayu dan Pantai Amal. Sebenarnya banyak destinasi wisata di Tarakan, tapi karena waktu yang terbatas, hanya tempat-tempat tersebut yang berhasil saya datangi. 

Masuk Hutan Mangrove, cukup bayar Rp 5 ribu buat wisatawan lokal, dan Rp 10 ribu buat turis manacanegara. Ya seperti hutan magrove pada umumnya, ada jembatan kayu ditengah pohon-pohon magrove. Yang istimewa adalah, ada fauna primata asli kalimantan di sana, Bekantan.











Image result for bekantan
Saya gak dapat foto bekantannya dari dekat, jadi saya carikan di google aja. Cukup menggambarkan kalo bekantan itu sejenis monyet tapi bulunya merah dan hidungnya mancung. Langka dan dilindungi. (Source: idntimes.com)
Terus ke Museum Rumah Bundar, peniggalan Belanda. Tapi ternyata setelah kesana, museumnya udah dialih fungsikan jadi kantor dinas budaya. 







Pelabuhan Laut Tengkayu. Menuju Sebatik, Malinau, Nunukan, Bulungan dan pulau se-Kaltara lainnya lewat penyeberangan ini guys.
Pantai Amal

Hari terakhir, saya ke Pantai Amal. Tapi cuma numpang duduk dan nginjek pasir. Karena waktu itu terik terik banget dan sorenya udah harus balik. Total saya 5 hari 4 malam di Tarakan (12-16 Agustus) makanya saya kasih judul "120 Hours in Tarakan."  Kesimpulannya betah dan mau balik lagi ke sana. Terima kasih Tika yang sudah kasih kesempatan melihat Tarakan dan membiayai perjalanan pergi-pulang ini. 

Di antar Lathi dan Tika ke Bandara. See you very soon guys 😘😘
Karena ini travelog yaa, jadi saya kudu kasih panduan untuk mengunjungi Tarakan. These are my some tips and travel guides to Tarakan. Check this out:

Travel Guides;
  • Karena Tarakan sebuah pulau, jadi kalian bisa menuju ke sana dengan dua alternatif perjalanan. Laut dan udara.
  • Saya gak ngerti kalau lewat laut. Tapi kalau penerbangan, setelah mendarat di Bandara Internasional Juwata Tarakan kalian bisa naik taksi bandara menuju destinasi kalian. 
Recommendation;
  • Tempat wisata pendidikan: Kawasan Konservasi Magrove dan Bekantan (KKMB), Museum Rumah Bundar, Makam Tentara Jepang, Benteng Pertahanan Belanda, Penangkaran Buaya.
  • Wisata Religi: Islamic Center Baitul Izzah
  • Wisata Adat: Pesta Rakyat Iraw Tengkayu
  • Wisata Alam: Pantai Amal, Wana Wisata Persemaian, Kebun Anggrek, Taman Pelabuhan, Taman Oval dll (Di Tarakan banyak taman kota) 
  •  
Kendala: 
  • Transportasi. Di bandara hanya ada taksi bandara menuju kota. Jarang ada angkutan umum kayak bus atau angkot. Jadi agak susah kalau backpakeran sendiri. Mesti punya temen yang bisa jemput.
  • Sering mati lampu. Jadi pastikan kamu bawa powerbank dan selalu charge hp kalo  listrik lagi nyala. 
  • Banyak hotel, tapi saya gak liat ada guest house. Buat para backpaker pasti lebih seneng (hemat) nginap di guesthouse ketimbang hotel. 
Demikian pengalaman pribadi beserta travel guides ala kadarnya dari saya. Yang baca semoga bisa berkunjung ke Tarakan. 



Thank you and see you

Khajjar R
Newer Posts Older Posts Home

Best of Mine

Best of Mine
Don't judge me too much if you don't know me too close

ABOUT AUTHOR

Suka Nulis || Suka Cerita || Suka Hal Baru || Dan Suka Kamu!! Terima Kasih Sudah Berkunjung :D

AmazingCounters.com

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (5)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (9)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  October (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (12)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ▼  September (3)
      • ISTRI SHOLEHA
      • Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) LPM Ske...
      • 120 HOURS IN TARAKAN
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  September (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)

Categories

  • Article
  • Impression
  • Prolife
  • Travelog

POPULAR POSTS

  • CATATAN SKETSA: JADI GINI RASANYA DEMIS. . .
  • 15 TH OCTOBER
  • CATATAN SKETSA: BEHIND THE SCENE (BTS) BINCANG EKSKLUSIF BERSAMA PAK REKTOR
  • Review Film: Dilan 1990

Copyright © 2016 THE CORNER OF MY WORLD . Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates