THE CORNER OF MY WORLD

Everyone has a story of their life. And here are my stories about love, friendship, family, dreams, and hopes. These are all in the corner of my world. Fortunately, in this big world I have my own little corner :D

Powered by Blogger.


Halo temen-temen. . . Selamat pagi, siang, sore, malam. Jam berapa pun kalian baca, terimakasih sudah mengunjungi blog saya. Entah itu dengan niatan tulus ihklas lilla hi ta’ala untuk membaca, karena terpaksa, gak sengaja buka, atau gak ada kerjaan. Apa pun alasannya, saya sangat mengapresiasi. Jadi terima kasih sekali. Ditulisan kali ini saya mau share dikit tentang pengalaman saya les bahasa inggris di Pare, Kediri. Semoga bermanfaat yaa. 
***
Kalian pasti udah pernah denger kan Kampung Inggris Pare? Saya sempat, les di sana. Tapi gak lama, cuma sebulan. Semoga pengalaman saya yang sebentar banget itu bisa memberikan sedikit informasi buat temen-temen yang mau les Bahasa Inggris di sana.

Beberapa temen saya pada nanya gimana caranya les Bahasa Inggris di Pare. Biasanya saya cuma jawab “langsung aja kesana!” Semuanya urus di sana. Karena saya gitu juga dulu, saya cuma tau ada yang namanya Kampung Inggris di Pare, tanya-tanya dikit sama temen dan langsung cuss aja ke sana. Well, karena sebenernya gak ada hal yang ribet buat ngurus les di pare. Cukup daftar di lembaga Bahasa Inggris yang kalian pilih saja. Dan les kalian, bisa dimulai! 

Tapi karena ini blog, kalo saya jawapin “langsung aja ke sana!,” selesai dong tulisannya, ho ho. Jadi ini saya rangkum beberapa informasi yang wajib kalian tau sebelum berangkat les ke Pare. Informasi ini didapet dari pengalaman saya pribadi, dan berbagai sumber lainnya. 

Deskripsi Kampung Inggris, Pare
Kampung Inggris Pare yang kita kenal sekarang itu, sebenernya merujuk ke satu kelurahan yang punya banyak banget tempat les Bahasa Inggris. Yaitu Kelurahan Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur. Dan peserta lesnya itu datang dari seluruh penjuru Indonesia bahkan banyak juga mahasiswa asing yang les di sana. Contohnya dari Malaysia dan Thailand. Nah lembaga les pertama dan tertua di sana sekaligus yang jadi cikal bakal berdirinya Kampung Inggris Pare adalah BEC (Basic English Course) yang didirikan oleh Kalend Osen tahun 1977.  Beliau dari Kutai Kertanegara loo. Rasanya saya pas kesana, pengen banget ketemu terus bilang "Pak, saya dari Kaltim loh," hehe nasionalisme kedaerahan. Siapa tau dikasih les gratis. Tapi sayangnya gak ketemu karena saya gak les di BEC. 

Nah pengalamannya Kalend Osen mendirikan Kampung Inggris Pare ini sangat inspiratif loh. Dari yang saya baca sejarahnya,awalnya Kalend Osen adalah santri di Gontor, tapi karena kesulitan finansial beliau gak bisa lanjutin belajarnya di sana. Lalu berdasarkan rekomendasi ustadnya, beliau disuruh nyantri ke Ponpes Darul Falah Pare di bawah pimpinan Kyai Ahmad Yazid yang menguasai banyak bahasa asing . Pas udah nyantri di sana, suatu hari ada dua mahasiswa IAIN Surabaya yang mau belajar Bahasa Iggris sama Kyai Yazid buat tes ujian negara. Nah karena Kyai-nya gak ada, Kalend Osen yang ngajarin mereka berdua. Yah bukan rahasia lagi kemampuan bahasanya santri Gontor mah gak perlu diragukan. Terus dua mahasiwa itu lulus tes dan ngasih tau temen-temen mereka untuk belajar di Pare sama Kalend Osen. Karena banyak yang datang untuk belajar bahasa Inggris, Kalend Osen lalu mendirikan BEC. Awalnya muridnya hanya 6-10 orang. Tapi makin lama makin ramai. Para alumni BEC kemudian juga mendirikan lembaga les Bahasa Inggris untuk menampung banyaknya jumlah pendaftar. Hingga terbentuklah yang namanya Kampung Inggris, karena dilingkungan tersebut menjadi pusat kursus bahasa Inggris. Itu lah berkahnya orang nyari ilmu yaa. Dari yang awalnya gak mampu lanjutin pendidikan sampe bisa bikin orang datang dan nyari ilmu ke dia. 

Halaman depan BEC (source image: kompasiana.com )

www.acces-es.id
Tuh diajakin Mr. Kalend, "Come n study english!" (locita.co )

Transportasi
Ini rute dari bandara aja yaa. Artinya buat temen-temen yang naik pesawat. Karena kalo naik kapal laut, saya gak pengalaman dan gak tau pelabuhannya dimana, hehe, mian. Untuk menuju Kampung Inggris Pare, dari Bandara Juanda Surabaya ada tiga pilihan transportasi darat. Naik kereta api, bus, atau travel. Berikut rinciannya:
Kereta Api;
Stasiun Surabaya- Stasiun Kediri = Rp 15 ribu (11 jam) + angkot (Rp 25 ribu)/ becak motor (Rp 75 ribu) – Kampung Inggris Pare 
Bus;
Terminal Bungurasih Surabaya – Pare = Rp 35 ribu + becak –Kampung Inggris Pare
Travel;
Bandara- Tulungrejo = Rp 115 ribu (3,5 jam) 

Saya sih recommend naik travel aja, karena dari bandara bisa langsung ke tempat tujuan. Lebih aman dan nyaman. Kalo naik bus atau kereta kan kita harus keluar bandara dulu, ke stasiun, ke terminal. Nanti udah nyampe Kediri harus cari ojek atau angkot lagi ke Parenya. Untuk transportasi kalian selama di Kampung Inggris, kalian bisa nyewa sepeda kayuh. Harganya Rp 75 ribu sebulan.


Periode Pendaftaran dan Waktu Belajar
Mostly, lembaga les Bahasa Inggris di Pare itu buka pendaftaran tiap tanggal 10 dan 25 per bulan. Jadi pastikan kalian datang di tanggal segitu. Misalnya, datang tanggal 8 Maret terus daftar tanggal 10 Maret. Sedangkan untuk waktu pembelajarannya minimal 2 minggu sampe 6 bulan. Tempat lesnya beragam dan biasanya dibedakan per kelas. Ada kelas speaking, grammar, vocab, pronunciation, TOEFL, IELTS dan banyak lagi. Jadi silakan temen-temen pilih sesuai dengan kebutuhan. Untuk kelas khusus seperti itu minimal dua minggu atau satu bulan. Ada juga kelas intensif yang per paket 3-6 bulan. Nah yang buka kelas intensive itu salah satunya di BEC. 

Lembagaa Les
Ada berapa tempat les sih di Pare? Ratusan (pake gaya iklan Tango). Banyak banget lembaga les disana. Dari yang tertua sampe yang terbaru. Dan yang termahal sampe yang termurah. Semua punya keunggulan masing-masing. Tinggal disesuaikan sama kebutuhan kita. Misalnya, (ini sumber dari mulut ke mulut aja yaa,) kalau mau ambil kelas speaking itu yang bagus di Daffodils sama Mr. Bob. Kalo mau ambil kelas TOEFL dan IELTS di TEST. Dan seterusnya. Cuma rekomendasi dari saya, kalau kalian punya banyak waktu, sekalian aja ambil paket 3-6 bulan di BEC.  Karena metode pembelajaran di BEC itu dari basic sampe mahir diajarinnya. Lembaga les lainnya adalah; Peace, Global English, Kresna, Mahesa, HEC, Acces-es, Academic English, General English dan masih banyak lagi. Oh ya, selain bahasa Inggris, banyak juga tempat kursus yang menawarkan les bahasa asing lainnya, seperti Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, dan Bahasa Jerman, wow.

Tempat Tinggal
Nah, untuk tempat tinggal selama di Kampung Inggris, ada 3 pilihan, di antaranya ada kost, camp dan asrama. Apa perbedaan dari ketiganya? Kalau kos, kalian lebih bebas. Gak ada aturan, gak ada program bahasa inggris. Biayanya sekitar Rp 150- 200 ribu/kamar. Fungsinya cuma untuk tempat tinggal. Sedangkan kalau camp, itu lebih ketat. Karena di camp banyak aturannya. Kayak wajib berbahasa inggris dilingkungan camp, wajib shalat berjamaah, piket harian dsb. Dan biayanya juga lebih mahal, sekitar Rp 200-350 ribu. Kalau asrama, sama aja kayak camp, bedanya asrama ini milik lembaga kursus. Contoh Asrama Mr. Bob, Asrama Peace (tapi disana nyebutnya camp- juga sih.) Jadi biasanya program kursus dan asrama jadi satu. Kalo biaya asrama biasanya langsung satu paket sama kursusan. Bisa Rp 800 ribu- 1 juta, tapi sudah include sama kelas kursus. Saya waktu itu tinggalnya di Azizah Princess Camp, "We never walk alone!" (hehe, jargonnya). Biayanya Rp 250/bulan.

Di depan kost Excelent, saya numpang di situ dulu seminggu sebelum dapet camp.


Biaya Hidup
Kita warga Kalimantan kalo udah ke Jawa pasti berasa jadi orang kaya mendadak. Saking murahnya harga-harga kebutuhan disana. Terutama makanan. Rp 2 ribu juga udah bisa makan nasi sama mie goreng. Di Kampung Inggris banyak banget warung makan yang buka tiap hari. Dan rata-rata prasmanan. Jadi kita bisa pilih sendiri menunya. Harganya disesuaikan sama lauk pauk yang kita ambil. Rp 4-5 ribu udah dapet makanan empat sehat lah yaa lengkap sama sayur dan lauknya. Kalau hemat, Rp 15 ribu sehari udah bisa 3 kali makan kok. Kalo yang jadi favorit saya, Warung Makan An-Nur di jalan pertigaan sebelum ke Daffodils.

Suasana
Kalo kalian pernah denger di Kampung Inggris itu all people are speaking in english, dari tukang becak sampe penjual pentol, itu hoax yaa.  Yang berbicara bahasa Inggris yaa students aja disana. Kalo warga asli masih pake bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Tapi memang ada beberapa anak muda yang punya bisnis jualan kayak sop buah, martabak, donat kentang dan lain-lain yang interaksi sama pembelinya using english. 

Terus nuansa akademiknya di sana itu terasa banget karena sepanjang jalan, kanan, kiri dipenuhi dengan aktivitas belajar mengajar Bahasa Inggris. Tiap hari rame pada sepedaan. Kamu bisa ketemu sama temen-temen dari penjuru indonesia, dan rata-rata adalah para mahasiswa, fresh graduate, bahkan profesional. Wifi gratis dimana-mana dan kebanyakan camp ada fasilitas wifinya atm juga deket dan banyak biro travel. jadi rasanya sangat dinamis to connect you everywhere. 

Oke itu saja dari saya, kalau ada pertanyaan, silakan isi saja di kolom komen. Atau kalau ada temen-temen yang udah pernah atau sedang disana, mau menambahkan informasi juga boleh isi di komen. Thank youuu.




Khajjar R. 











Source image: sinopsisfilmbaru.com

Setelah berkali-kali gagal, akhirnya keturutan juga nonton film ini. Soalnya mau nonton dari kemarin, gak ada temennya. Ngajakin temen buat nonton film Indonesia itu, kayak nyuruh makan pare rebus. Susah. Pada gak mau. Rencana saya mau nobar sama grup "Bubuhan Dilan Samarinda." Ada yaa grup kayak gitu? Ada. Kalian pasti mau bilang saya alay gabung grup ginian. Maklum lah, korban novel. 

Awalnya ada agenda nobar tanggal 28 Januari. Tapi karena isi grup adalah fans Iqbal garis keras. Gak sabar nunggu tanggal 28, mereka nonton duluan tanggal 25 pas filmnya rilis. Alhasil nobar tanggal 28 dibatalin. Demi support idola, mereka kan mau menuhin target penonton dihari pertama. Karena jumlah penonton dihari pertama pemutaran itu, menentukan kesuksesan film. 

Pernah juga mau nonton sama Amel, eh seat-nya sisa 1 coba. Terus kemarin saya ngajakin Pute buat nemanin nonton Dilan, dianya gak mau. Terus ngajak Riris, eh mau. Katanya dia butuh hiburan sebelum pendadaran. Woke, gak jadi nonton sendiri.

Kenapa saya nonton Dilan? Pertama karena saya penggemar novelnya, dan kedua saya emang suka nonton film yang ngisahin tentang anak-anak SMA buat sekedar tau, "Oh gini romantika remaja anak SMA." Karena dulu saya waktu SMA kan sekolahnya di madrasah khusus putri jadi yaa gak ngerasain gitu cinta-cinta monyet ala anak SMA.

Waktu kontroversi Iqbal sebagai pemeran Dilan, saya oke-oke aja sih. Malah buat saya, Iqbal terlalu sempurna untuk jadi Dilan (Fangirl sih ini). Walaupun pas lihat trailer-nya agak goyah juga, dan berpaling kayaknya kalo Jefri Nichol lebih cocok. Tapi pas nonton filmya, balik lagi ke pendapat awal. Iqbal sempurna memerankan Dilan. Itulah kenapa, jangan judge film dari trailer-nya. Walau pun harusnya yang namanya trailer itu harus bisa menarik perhatian calon penonton dong. Ini gimana sih yang buat trailer-nya. 

Saya selalu nonton film dari adaptasi novel yang udah saya baca. Cuma untuk melihat visualisasi novel. Sesuai gak sih sama imajinasi saya. Karena udah liat trailernya dan udah baca novelnya, nonton film ini jadi gak penasaran sama sekali. Langsung masuk adegan pertama, ya persis kayak di trailer.  Malah yang keinget parodinya, saking banyak parody trailer-nya.



"Kamu Milea yaa?"
"Iya'"
"Boleh aku ramal? Kita akan bertemu dikantin." (Source image: netz.id )

Bagi para pembaca dan penonton, sudah pada tau kan, mereka gak ketemu di kantin. Di film, scene untuk adegan itu, Milea lagi di kelas terus dapet surat dari Dilan kalo dia gak jadi ke kantin. Maunya ada adegan ke kantinnya dong. Biar lebih afdhol gitu. Soalnya kalo di novel ada kan? Apa enggak yaa? Lupa juga sih. 

Terus yaa adegan-adegan selanjutnya, cuma adegan pdkt-nya Dilan ke Milea pake gombalan yang bikin senyum-senyum sambil gigitin kotak pop corn. Ceritanya datar, tapi menghibur. Dari awal sampe akhir filmnya mengalir manis nyaris tanpa klimaks. Tapi sesuai aja sih, di novel juga emang gitu. Nunggu banget yang 1991 karena lebih banyak konflik.

Dan kalimat baper yang fenomenal "Jangan rindu, berat. Kau tak kan kuat. Biar aku saja." Itu, udah basi. Lagian, kasih tau itu Dilan, yang berat bukan rindu. Tapi ngerjain SKRIPSI. 

Dan sumpah, Dilan manis banget di film itu, apalagi tiap scene naik motor dan wajahnya di shoot close up dari depan. Terus muka Dilan yang kagok kalo digombalin balik sama Milea itu juga cute banget. Iqbal dan Vanesha sukses meranin Dilan Milea.


Source image: hype.idntimes.com
Ibid. 

Dan Beni, duh Brandon Salim jadi apa aja juga bikin suka. Jadi antagonis aja tetep suka. Brandon itu muka-muka anak pinter dan rich boy gitu. Dan actingnya emang bagus. Ini jadi bukti kalo dia memang aktor yang gak sekedar bawa nama besar bapaknya. Tapi aktor yang paling saya suka adalah Rifnu Wikana yang jadi Suripto, gak usah ditanya lagi lah aktingnya. Bagus banget. Tapi yang sedikit kurang pas, kayaknya cameo-cameonya kelewat cantik deh. Kalo Disa dan Airin boleh lah, karena adik pemeran utama yang kakaknya emang ganteng dan cantik.  Tapi Rani dan Wati? Yah bukan berarti pemeran pembantu gak boleh lebih cantik dari pemeran utama. Cuma yaa kadarnya harus dibuat lebih pas.

Terus yang bikin kurang sreg sih, menurut saya, setting 90-annya kurang dapet. Tahun 1990 yang dekat sama 1989, anak SMA-nya udah pada pake blush on sama eye liner yaa? Terus rambutnya di blow lagi.  Jadi terlihat ga alami anak sekolahnya. Maunya make up nya yang natural aja. Terus rambut era 90-an gimana sih?  Mungkin dibuat agak keriting gitu kali yaa. Terutama yang jadi Wati, kelewat cantik banget tapi aktingnya kurang atraktif. Pas adegan Wati mukul Dilan karena nggebrakin dinding kelas, mukulnya kayak sungkan gitu. Padahal mereka kan sepupuan. 
Kurang vintage 1990an. Source image:klikharry.com

Masak lebih jadul geng Cinta yang 2000an. (Source image:dailywuz.com )


Pakaiannya juga kurang vintage ala 1990. Baju-bajunya Milea masih kekinian banget. Maunya dia pake daster bunga-bunga gitu kali yaa. Cuma Beni yang pakaiannya pas sama era 90an. Terakhir, soal make up dan penampilan. Lukanya Dilan kurang banyak pas habis kelahi sama Anhar. Padahal kelahinya bisa dibilang cukup ngeri juga. Kepalanya Dilan sampe dihantemin ke tembok gitu masak lukanya cuma dibibir. 

Kekurangan lainnya, gak ada translate tiap  dialog bahasa sundanya. Yah Walau pun cuma sedikit, maunya tetep ada. Pencerdasan juga kan buat penonton. Dan kalo bisa, bahasanya sundanya dibanyakin aja kayak di novel. Itung-itung ngangkat bahasa daerah lah (berasa ngomong ke sutradaranya). Terakhir, tone gambarnya terlalu cerah yang kurang membawa ke suasana 90-an. Mungkin bisa dibuat kayak Film Habibie Ainun. 


 Atau hitam putih aja sekalian yaa. Source image: beritaoke.com



Dan batas 13 tahun ke atas harusnya sih ini 17 tahun ke atas kerena banyak adegan berantem, sama cerita pacaran yang lebih cocok buat hiburan orang dewasa. Daripada jadi tontonan anak SMA apalagi SMP. Takutnya jadi tuntunan kan? Anak SMP SMA itu bagusnya nonton film tentang pendidikan, mimpi, cita-cita yang bisa memotivasi dan banyak pesan moralnya macam Laskar Pelangi dan Rudy Habibie. Agak konservatif sih, tapi emang gitu harusnya. Mungkin pesan dari film ini adalah, "badboy boleh bego jangan" dan "gakpapa badboy asal gak playboy." 


netz.id
Film selesai. Balik lagi ke dunia nyata bahwa cowok kayak Dilan cuma ada di novel dan film.
Satu hal yang saya ambil dari film ini. Semua punya kisah untuk dituliskan. Kisah Dilan Milea jadi menarik karena dituliskan. Coba kalo enggak, ya itu hanya jadi kisah biasa antara mereka berdua saja. Coba kisah Pian dan Wati juga ditulis, pasti juga asyik.

Ingat iklan rokok: "Hidup terlalu singkat untuk membaca kisah orang lain. Tuliskan kisahmu sendiri!"


Bye,

Khajjar. R



Kubar adalah singkatan dari Kutai Barat, salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang bebatasan langsung dengan Kalimantan Tengah. Kubar menjadi tempat yang special buat saya. Pertama, karena disana adalah tempat KKN saya tahun 2016. Banyak sekali kenangan sama temen-temen KKN di sana. Kedua, karena Kubar punya banyak sekali spot wisata alam yang sangat indah, natural dan belum tereksplorasi. Ketiga Kubar itu sangat eksotis. Ya daerahnya, budayanya, masyarakatnya, dan Suku Dayaknya. Bersyukur sekali akhir tahun 2017 lalu, saya berkesempatan mengunjungi Kubar lagi.

Saya ke Kubar untuk liputan pariwisata Exploring Pesona Indonesia bersama tim dari Dispar (Dinas Pariwisata) Provinsi. Awalnya saya cuma diajak Kak Tebe, Wartawan ANTV yang juga senior saya di Sketsa. Dia butuh reporter untuk tim liputannya. Sebenernya dia ngajak Adhel dan Adnin (reporter di Sketsaproduction) tapi karena perginya weekdays, keduanya gak bisa karena bertabrakan sama jadwal kuliah. Terpaksalah pilihannya jatuh ke saya yang whic is udah gak ada kuliah lagi (baca tugas akhir). Saya sebenarnya juga agak berat untuk nerima, karena saya juga ada jadwal bimbingan, deadline sidang, dan menghadiri pendadaran temen. Gak tau apa Kak Tebe yang pinter banget mbujuk (dia itu bisa buat kita gak bilang enggak alias bilang yes buat semua yang dia bilang). Atau saya yang kasian sama Kak Tebe karena udah kepusingan cari host. Jadi ya udah saya iyain. Untuk meyakinkan saya buat mantap pergi, saya tanya ke dia "Ada gajinya kan?" dan katanya ADA. Oke, ambil tanpa ragu. Haha
***
Kami berangkat-pulang dari tanggal 13 -15 Desember. Rabu, Kamis, Jumat. Rabu siang berangkat, Kamis, Jumat syuting → sorenya langsung balik Samarinda. Heol. Perjalanan yang super sekali. Untuk diketahui, perjalanan darat Samarinda- Kubar itu sekitar 9 jam lebih. 

Rabu (13/12) siang, kami kumpul di kantor dispar. Kenalan dulu sama tim, yang terdiri dari orang-orang dispar dan beberapa wartawan TV. Tim dispar ada Pak Syafrudin Pernyata (Kadis) Pak Iwan (Kabid Destinasi), Mas Adit dan mas gak tau lupa namanya (driver). Wartawanya ada Kak Tebe (ANTV), Bu Sari (RTV), Kak Yadi dan Mbak Mala (MNC Group) sama Kak Dhani (NET TV). Selama perjalanan yang ber jam-jam itu, dipotong berhenti berkali-kali, saya cuma tidur sambil dengeri musik dari earphone aja. Jalanannya emang mulus aja bikin nyaman buat tidur, pemandangannya juga hijau hutan yang bisa refresh pikiran. Nah, kalo jalannya udah berasa geronjalan, Alhamdulillah berati udah masuk ke Kubarnya. 

Sampai di Kubar sekitar jam 12 malam, kami bermalam di Hotel Grand Family. Barong Tongkok. saya sekamar bareng Bu Sari dan Mbak Mala. Beda banget pas KKN dulu yang tidurnya lesehan kayak pengungsi di Lamin. Oh ya Mbak Mala ini ternyata Nirmala Yukiko, Duta Wisata kota Samarinda 2015. Doi terkenal banget lah di Unmul. Gak tau dah saya kemana aja selama ini. 

Lanjut di hari kedua, Kamis 14 Desember adalah hari pertama syuting. Take pertama, saya opening gitu di depan hotel. Kirain kan scriptnya udah lengkap, saya tinggal baca gitu. Taunya improve total. Udah saya ini amatiran, disuruh improve lagi, gak tau dah ngomong apa aja itu. 


Abaikan saya ngomong apa aja, kita langsung aja ke tempat-tempat wisata yang kami kunjungi waktu itu. Hari pertama kita ke tempat-tempat di bawah ini; (Yang masuk dalam list 1,2, dst bisa jadi rekomendasi tempat wisata yang bisa kalian kunjungi kalau ke Kubar). Check this out!


1. Danau Beluq
Danau ini terletak di Kampung Dempar Kecamatan Nyuatan. Yang unik di Kubar ini, danaunya terletas di dataran tinggi atau di pegunungan. Jadi hawanya sejuk. Termasuk Danau Beluq ini. Ketika kami sampai, kami disambut dengan upacara adat sekaligus pembukaan acara Exploring Pesona Indonesia. Jadi ada sambutan-sambutan gitu dari Pak Camat, Kadis Pariwisata Kubar sampe Kadis Provinsi. Sementara para wartawan pada keluyuran ngeliput angle masing-masing. Danaunya sebenernya indah, airnya hitam jernih terus dikelilingi hutan lebat. Jadi pantulan pohonnya terpancar di air danau. Ditambah burung-burung walet yang beterbangan, eksotis! Sayangnya danau ini sedikit tidak terurus karena banyak rumput liar gitu di permukaan airnya. 

Tapi itulah yang jadi angle liputan kami. Kak Tebe emang pinter cari angle. Jadi kami take video naik sampan ke tengah danau sambil bersihin rumput liar yang mengapung di permukaan danau. Kami ditemani Pak Lukas yang biasa bersihin danau ini. Agak horor sih karena sampannya itu sampan kayu kecil yang udah agak rapuh. Dan harusnya itu untuk kapasitas dua orang aja, tapi kita naikin bertiga. Apalagi saya gak bisa berenang sodara-sodara! Jadi uji nyali sekali waktu itu. 



Rombongan Tim Dispar dan warga setempat berfoto di depan Danau Beluq setelah upacara Pembukaan.


Seperti Cermin: Pohon-pohon yang terpantul dari permukaan danau.

Meringis: Padahal was-was perahunyan bakal tenggelam. 


2. Jantur Inar
Jantur itu artinya air terjun. Semua air terjun di Kubar itu disebutnya Jantur. Mungkin sama kayak di Jatim yang nyebutnya coban atau Jawa barat yang nyebutnya Curug. Artinya sama. Air terjun. Nah di Kubar ini banyak benget wisata air terjunnya. Di kecamatan Nyuatan aja katanya ada 14 air terjun.  Dan semuanya keren. Gak kalah deh kayak air terjun di Jawa. Airnya jernih dengan batu-batu hitam di bawahnya. Soalnya dulu, saya pertama kali liat air terjun kan di Samarindayang warna airnya coklat. Jadi saya pikir di Kalimantan gak ada air terjun yang jernih kayak di Jawa. Ternyata di Kubar ada, hehe. Kurang jauh emang mainnya. 

Nah Jantur Inar ini air terjun tertinggi di Kubar. Tingginya sekitar 45 meter. Jalannya cukup jauh ke tengah hutan dan sayangnya dari jalan raya gak ada tanda penunjuk jalan semacam tanda panah, atau gapura selamat datang menuju Jantur Inar. Jadi bakal bingung  kalo gak bawa orang asli Kubar atau tour guide yang udah pernah kesana.Untuk menemukan air terjunnya, kita harus nurunin 150 anak tangga ke bawah. Siap-siapa aja ngos-ngosan naik tangga pas balik. Tapi kebayar sih dengan keindahan Jantur Inar. Gak bakal nyesel deh kalo udah kesana. Sperti yang saya bilang sebelumnya, tempat wisata alam Kubar is very nature dan belum tereksplorasi dengan baik. Jadi gak ada fasilitas kayak kamar mandi, musholla, dan orang jualan. Bener-bener asli hanya hutan dengan air terjun. Jadi kalo kalian kesana bawa bekal makanan sendiri dan siap ganti baju tanpa kamar mandi.


Brrrrrrrrrrr

Ini Mbak Malaaaaaa, 
                                                             

Andai gak ada Kak tebe di belakang, foto ini akan sempurna.

Segerrrrrrr kaaaaan.

3. Lamin Eheng
Lamin adalah rumah adat Suku Dayak. Di Kubar kalian bisa menemukan Rumah Lamin yang masih digunakan sebagai tempat tinggal oleh masyarakat Dayak. Salah satunya ada di  Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong Tongkok. Banyak sekali wisatawan mancanegara yang berkunjung kesini untuk melihat langsung kehidupan masyarakat Dayak.


Hai


4. Jantur Dora
Kita ke Jantur lagi, kali ini ke Jantur Dora. Kalau dibandingin sama Inar, air terjun Jantur Dora lebih rendah dan permukaannya landai. Jadi bisa berenang dan lompat dari atas air terjun. Jangan sekali-sekali lakukan itu di Jantur Inar karena bisa gagar otak, soalnya batu semua bawahnya. Track menuju jantur Dora lebih sulit karena kita harus jalan kaki dan nyeberang sungai ke dalam hutan. Kalau dibandingin indahnya, indah semua. What a wonderfull water fall. 



Alam, terimakasih untuk menjadi indah


Jinjing rok biar gak basah.



Ini Kak Dhani NET TV


Ini Kak Tebe


Perjalanan dihari pertama selesai. Alhamdulillah malamnya gak kemana-mana jadi bisa istirahat. Tapi rupanya Kak Tebe gak mau saya istirahat dengan tenang. Malamnya kita syuting lagi, wawancara ekslusif bareng Pak SP (Syafruddin Pernyata). 

Jumat (15/12) sekaligus hari terakhir, kami ngunjungi tempat-tempat bersejarah di Kubar. Pertama ke   Stadion Swalas Gunaq, disana ada bunker peninggalan Belanda, terus werrr ke Cagar Budaya depan Bandara Melalan, terus werrr lagi ke Markas TNI AU. Terakhir kami pergi ke bekas Rumah Sakit peninggalan Belanda yang sekarang jadi Kantor PDAM Kubar. Dari sana baru lanjut lagi ke obyek wisata. Lanjut aja yaa listnya. . .


Mungkin captionnya akan seperti ini: "Orang punya cara masing-masing untuk bahagia."

5. Kersik Luway
Ini adalah hutan dengan pasir putih kayak di pantai. Jadi daripada Rangga bingung mau teriak di hutan atau nyanyi di pantai, mending nyanyi dan teriak di Kersik Luway aja. Kersik Luwai ini seperti hutan labirin. Jalannya lorong-lorong yang dikelilingi sama pohon. Jadi jangan pernah masuk ke hutan ini sendiri. Bisa nyasar. Tempat ini jadi cagar alam karena banyak flora langka didalamnya. terutama ada puluhan jenis anggrek dan saya nemu kantong semar juga loh. 
Maze Runner syuting disini kayaknya bagus.

Kantong Semarrrrr. Dulu kelas 5 SD pas pelajaran IPA disuruh nyari kantong semar, sampe ke ujung dunia gak nemu.

6. Situs Sentawar
Konon di tempat inilah asal usul dari masyarakat Dayak. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, di tempat ini Dewa Aji Tulur Jejangkat turun ke bumi dan kemudian menikah dengan Mok Manor Bulatn. Dari Pernikahan tersebut, mereka di karuniai 5 orang anak yang masing-masing menjadi nenek moyang dari suku-suku Dayak. Pertama Sualas Guna suku Dayak Tunjung, Nara Guna suku Dayak Benuaq, Jeliban Bena Dayak Bahau, Tantan Guna Dayak Kenya dan Puncan Karna Dayak Kutai. 

Nama Sendawar juga berasal dari kata "Sentawar." Situs Sentawar ini terletak di tepi Sungai Mahakam. Ada pendopo yang biasa dipake buat acara adat dan ada 7 patung kayu yang diukir dengan nama Dewa Aji Tulur jejangkat dan anak-anaknya. 


Udah segitu aja dulu cerita tentang Kubarnya. Semoga yang baca punya kesempatan ke Kubar semua. rasakan eksotisnya tempat dan budaya daerah ini. Kubar I'm in love..... Dadaaaaaaah


Thanks for read,

Khajjar R.
Newer Posts Older Posts Home

Best of Mine

Best of Mine
Don't judge me too much if you don't know me too close

ABOUT AUTHOR

Suka Nulis || Suka Cerita || Suka Hal Baru || Dan Suka Kamu!! Terima Kasih Sudah Berkunjung :D

AmazingCounters.com

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (5)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (9)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  October (2)
  • ▼  2018 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ▼  February (3)
      • LES BAHASA INGGRIS DI PARE
      • Review Film: Dilan 1990
      • KUBAR I'M IN LOVE
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (12)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  September (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)

Categories

  • Article
  • Impression
  • Prolife
  • Travelog

POPULAR POSTS

  • CATATAN SKETSA: JADI GINI RASANYA DEMIS. . .
  • 15 TH OCTOBER
  • CATATAN SKETSA: BEHIND THE SCENE (BTS) BINCANG EKSKLUSIF BERSAMA PAK REKTOR
  • Review Film: Dilan 1990

Copyright © 2016 THE CORNER OF MY WORLD . Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates