THE CORNER OF MY WORLD

Everyone has a story of their life. And here are my stories about love, friendship, family, dreams, and hopes. These are all in the corner of my world. Fortunately, in this big world I have my own little corner :D

Powered by Blogger.

Blog ini aku tulis, saat aku kangen berat sama sahabatku di Tarakan, Lathi. 

Seharusnya si aku memasukkan kategori blog ini ke rubrik #happybirthday. Tapi ternyata, ulang tahunnya masih lama. Di bulan April. 

Jadi ku tulis saja sekarang. Aku akan selalu membacanya ketika aku kangen dengannya. Selalu ada cara untuk menyalurkan rindu...

Lathi adalah sahabatku ketika SMA. Kami bertemu saat mondok Pesantren di Balikpapan. Tahun 2010-2013. 

Dalam kehidupan berasrama itulah aku mengenal Lathi. Tapi kami baru akrab, saat tahun kedua sekolah di kelas XI. 

Kami satu kelas di IPA yang muridnya hanya 15 orang. 

Dekat dengan Lathi pun suatu ketidaksengajaan. 

Saat SMA, aku adalah sekretaris OSIS. Setiap malam selalu begadang di Kantor Madrasah untuk mengerjakan proposal dan pertanggungjawaban OSIS. 

Di Kantor Madrasah itu, ada dua temanku Ida dan Afnajia yang bertugas membersihkan kantor ustadzah. Lathi dengan sukarela selalu membantu mereka berdua. Mereka memang dekat karena sama-sama berasal dari Tarakan. 

Alhasil aku yang sering bertugas di Kantor Madrasah tiap malam, selalu bertemu dengan mereka. 

Kami jadi sering menghabiskan tiap malam bersama. Bahkan selama periode itu, kami lebih sering tidur di kantor madrasah dari pada di kamar asrama. 

Pernah suatu malam, kami mendengarkan radio yang ada di kantor ustadzah diam-diam. Kami sengaja mencari frekuensi radio luar untuk mencari informasi update di luar sana. Maklum, selama nyantri kami dilarang punya handphone dan perangkat digital apa pun. 

Informasi yang kami tau, hanya dari koran dan majalah pesantren. 

Saat menemukan frekuensi radio luar, kami mendengar lagu "Afghan - Bawalah Pergi Cintaku" diputar. Syahdu sekali kami mendengar lagu itu. Diam-diam kami menikmatinya meski dengan volume yang super pelan. 

Jadi lagu itu lah yang sedang hits di luar sana saat itu. 

Wajar, di asrama kami dilarang mendengar lagu selain murottal dan nasyid. 

Bertahun-tahun berlalu setelah momen itu, setiap mendengar lagu Afghan: Bawalah Pergi Cintaku, memoriku kembali ke malam 2011 di sudut kantor ustadzah itu.

Kadang, sebuah lagu memang terikat dengan momen tertentu. 

Karena sering menghabiskan waktu bersama, aku jadi dekat dengan Lathi. Entah bagaimana mulanya, Lathi jadi sering membantuku menemani mengerjakan proposal OSIS. 

Kehadiran Lathi ternyata memberikan warna baru di kehidupan asramaku. Lathi tak hanya menemaniku setiap malam di kantor ustadzah. Tapi membantuku di semua sisi kehidupan berasrama. 

Kami jadi teman makan di dapur umum. Karena setiap santri dijatah makan berpasangan dengan satu ompreng. Sejak bersama Lathi, aku jadi tidak bingung lagi mencari teman setiap jam makan. 

Kami juga memutuskan berbagi lemari. Kebetulan aku punya satu lemari buku warisan sepupu yang sudah lulus dari pesantren. Lemari buku itu, kemudian ku bagi dua bersama Lathi untuk tempat menyimpan buku-buku dan stok cemilan kami. 

Dimana stok cemilan Lathi selalu aku habiskan. Karena aku suka sekali ngemil. Terutama kue-kue bugisnya dan Milo Malaysia. 

Lathi yang super rajin dan rapi, juga sering merapikan lipatan baju di lemariku. Salah satu kemampuan yang tidak pernah aku kuasai selama nyantri, memang "melipat baju." 

Padahal giliranku main ke lemarinya, tak pernah aku melakukan hal yang sama. Kami punya spot lemari yang terpisah lorong. Lorong lemariku berada di poros utama yang menjadi jalan lewat santri keluar-masuk. 

Sedangkan lorong lemari Lathi, lebih ekslusif. Berada di ujung dinding kamar lemari. Lemarinya yang tinggi membuatnya dekat dengan ventilasi udara. Aku sering tidur di atas lemarinya sambil merasakan semilir angin yang masuk dari ventilasi dan sela-sela jemuran pakaian santri yang harum pewangi. 

Kami juga selalu mencuci bersama di kamar mandi. Bahkan karena dekat dengan Lathi, aku bisa jadi member tetap di kamar mandinya. Wkwkwk.

Fun fact di asrama kami, hanya ada 18 kamar mandi untuk ratusan santri. Tiap kamar mandi itu, sudah ada member tetapnya. Bagi santri yang tidak jadi member tetap, hanya luntang-lantung menumpang di setiap kamar mandi. Termasuk aku. 

Setelah dekat dengan Lathi, aku bisa bergabung di kamar mandinya. Yang salah satu membernya adalah Ketua Dewan Santri (DS). Wow, tiba-tiba naik level strata sosial kamar mandi wkwkwk. 

Aku dan Lathi kemudian membentuk satu geng persahabatan, bersama ketiga teman kami di kelas IPA lainnya. Mereka adalah Daya, Nenti, dan Nitha. 

Meski nama gengnya super norak. Five Chun. "Five" karena kami berlima. Dan "Chun" diambil dari nama aktor Taiwan idola Lathi, Wu Chun. 

Lathi pun kami panggil Lathi Chun. Sampai sekarang. Bahkan akun instagramnya bernama "Chunna". 

Selama berteman dengan Lathi, tak pernah sekali pun kami punya riwayat berkelahi. Lathi memang berhati seperti malaikat. Dia sepertinya tidak punya emosi marah atau kesal. 

Misalnya, aku sering membangunkannya di tengah malam. Minta ditemani ke kamar mandi saat aku kebelet buang air kecil. Karena jarak asrama dan kamar mandi umum memang cukup jauh. Dan aku ini, super penakut. Apalagi kalau gelap. 

Sementara, giliran Lathi yang ingin ke WC tengah malam, tidak pernah membangunkanku. 

Lathi juga selalu mendukungku dalam karir organisasi di sekolah. Aku yang super sibuk karena menjabat Sekretaris OSIS dan Ketua Club Theater selalu terbantu dengan kehadiran Lathi. Dia sudah seperti aspri yang mendampingiku kemana-mana. 

Lathi juga jadi teman curhat yang super adem karena mampu meredam amarah. Aku yang super meledak-ledak dan impulsif bisa menjadi tenang setelah curhat dengan Lathi. 

Setelah lulus SMA di tahun 2013, Lathi kembali ke kota asalnya di Tarakan. Ia megambil kuliah Farmasi di sana. Sementara aku melanjutkan studi di Samarinda. 

Kami bertemu lagi empat tahun kemudian di 2017. Saat aku pergi ke nikahan teman SMA kami di Tarakan, Tika. 

Hal yang menandakan kedekatan kami, meski bertahun-tahun tidak bertemu dan tanpa komunikasi. Ketika bertemu kembali, tidak ada kecanggungan sama sekali. Rasanya masih sama seperti saat kami di asrama. 

Momen kebersamaan di asrama yang telah bertahun-tahun berlalu, rasanya hanya "seperti kemarin." 

Pada tahun 2020, Lathi menelponku untuk minta restu menikah. Hal yang aku pelajari, berarti aku juga harus meminta restunya saat aku menikah nanti. 

Beberapa tahun kemudian aku kembali tidak berkomunikasi dengan Lathi. Sampai datanglah takdir yang membawaku tinggal di Tanjung Selor selama setahun di medio 2021-2022. 

Tanjung Selor hanya berseberangan pulau dengan Tarakan. Di saat itu lah aku sempat beberapa kali menyeberang ke Tarakan dan bertemu kembali dengan Lathi. 

Lebaran 2022 juga aku habiskan waktuku bersama Lathi di sela roadshow ku ke tiga pulau di Kaltara. 

Lathi kini sudah berumah tangga dan bekerja di Apotek KF. Dia bahkan memasukkan dataku sebagai pelanggan tetap di perusahaan farmasi plat merah itu. Jadi sampai sekarang setiap butuh membeli obat, aku pasti ke KF. Karena ingat, sahabatku bekerja di sana. Itu sebagai bentuk dukungan agar perusahaannya tetap jaya dan temanku sejahtera.  

Kepada Lathi, aku bisa cerita apa saja tanpa batasan. Aku bisa merendahkan diri serendah apapun yang ku rasa. 

Ungkapan: "Good friends only know about best stories in your life. But best friends have lived them with you," adalah Lathi dihidupku. 

Missyuuuu bestie, 

Khajjar RV. 


Tujuh bulan setelah blog ini ditulis, akhirnya bisa ketemu lagi sama Lathi. (Tarakan 25/4/2025)


Rinda. Nama lengkapnya Rinda Rizki Fitriana. Wanita berkulit seputih susu yang punya senyuman manis. Wajahnya juga teduh. Meski kalau sedang tidak tersenyum, juga punya aura judes. 


Aku mengenalnya saat sama-sama sebagai mahasiswa baru (maba) di sebuah kampus negeri di Samarinda. Kebetulan kami sekelas. Penghubung kami sebenarnya adalah Nure. Nure dan Rinda sudah lebih dulu berkenalan sebagai maba lalu memutuskan bersahabat. Aku join saja dengan mereka karena memang tidak mengenal siapa-siapa di kelas baru perkuliahan. 

Nure (tengah) Rinda (kanan). Dok pribadi tahun 2016

Baca Juga: Happy Birthday Nure

Takdir lalu menggabungkan kami ke geng persahabatan berisi 11 orang yang diberi nama Ishol. Ga usah nanya yaa singkatannya. 

Karena geng kami berkomposisi gemuk, aku jadi jarang punya momen berdua dengan Rinda. Selama kehidupan kampus, selain di kelas perkuliahan kami juga tidak punya banyak momen bersama. Wajar, saat kuliah Rinda lebih aktif berbisnis sementara aku sibuk di organisasi. 

Karena jarang punya momen bersama itu lah, sebagian orang mengira kami sudah tidak berteman... wkwkwk 

Bahkan Budeku saja sempat bertanya, "Kamu masih temenan sama Rinda?" 

"Masih, Bude..." 

Saking rasanya kami memang tidak punya things in common yang membuat kami jadi sahabat. 

Pasca lulus kuliah, Rinda masih aktif menjalankan bisnis sambil bekerja di sektor swasta. Sementara aku, kerja di media. 

Saat itu sebenarnya kami masih satu kota. Tapi karena pekerjaanku di media yang tidak kenal waktu (hanya mengenal deadline) aku jadi tidak punya kesempatan untuk nongki-nongki dengan teman-teman. Termasuk Rinda.  

Setelah itu aku malah sempat pindah kerja ke kota lain. Sementara Rinda tetap setia menetap di kotanya, Samarinda. 

Pada periode pindah di kota lain itu lah aku baru merasa kangen dengan teman-temanku. Saat masih di Samarinda aku merasa karena teman-temanku dekat, meski tidak pernah ketemu aku merasa baik-baik saja. Saat pindah dan tinggal sendiri di kota lain, baru lah rindu itu terasa. 

Hidupku yang jungkir balik, membawaku kembali lagi ke Samarinda. Di momen itu lah aku membayar rindu kepada teman-temanku dengan sering bertemu nongki-nongki bersama. Termasuk dengan Rinda. 

Alhamdulillah sekarang pekerjaanku juga punya jam kerja yang lebih teratur. Jadi aku bisa membagi waktu, kapan saatnya bekerja dan kapan quality time dengan teman-teman. 

Sekarang, juga ada something in common yang menyatukan aku dan Rinda. Pound fit. Olahraga kardio yang kami lakukan tiap sepekan sekali. 


Rinda yang aku kenal, adalah pribadi yang pekerja keras. Dia sudah mulai bekerja saat kami kuliah. Kalau saat jadi mahasiswa, kami taunya minta duit ke orang tua. Rinda sudah mulai mencari cuan sendiri. 

Bahkan pekerjaan pertamaku sebagai guru privat, juga dari Rinda. 

Padahal, Rinda yang bapaknya pensiunan PNS ini sepertinya tidak punya masalah kesulitan ekonomi. Tapi dia tetap rajin bekerja mencari cuannya sendiri. 

Posisinya sebagai anak perempuan pertama juga membentuknya sebagai pribadi yang kuat. In some cases, aku mengagumi ketangguhannya. Kalau aku jadi Rinda, rasanya aku ga akan sekuat itu. 

Karakter lain yang aku kagumi dari dia, adalah keberaniannya mengungkapkan perasaan. She bravely will show her feelings to someone she loved. The opposite with me, I rather be quite forever or burn the feelings till die. 

Rinda juga dengan besar hati akan mengaproach duluan, kalau dia merasa ada masalah dengan seseorang. Ga kaya aku yang suka silent treatment 😅

Mungkin kesamaan kami adalah kopi dan gift. Aku dan rinda punya love language yang sama. Suka memberi dan diberi gift hehe. Bahkan dengan tangan dinginnya, Rinda mendirikan usaha gift shopnya sendiri, Petticoat.  

Oiya cewek virgo penggemar warna earth tone ini, juga jago bahasa korea loh. Dia udah berbulan-bulan ngambil kelas hangul. Memang super rajin!

Di ulang tahunnya sekarang, tentu aku mendoakan harapan umum yang diharapkan perempuan seusia kami. JODOH BAIK. HIDUP BAHAGIA. SEHAT SENTOSA. KAYA RAYA. 

Salute! Salute! 

Khajjar RV


A glimpse of us....








Newer Posts Older Posts Home

Best of Mine

Best of Mine
Don't judge me too much if you don't know me too close

ABOUT AUTHOR

Suka Nulis || Suka Cerita || Suka Hal Baru || Dan Suka Kamu!! Terima Kasih Sudah Berkunjung :D

AmazingCounters.com

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ▼  2024 (5)
    • ►  October (1)
    • ▼  September (2)
      • My Bestie Lathi
      • Happy Birthday Rinda
    • ►  July (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (9)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  October (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (12)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  September (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)

Categories

  • Article
  • Impression
  • Prolife
  • Travelog

POPULAR POSTS

  • CATATAN SKETSA: JADI GINI RASANYA DEMIS. . .
  • 15 TH OCTOBER
  • CATATAN SKETSA: BEHIND THE SCENE (BTS) BINCANG EKSKLUSIF BERSAMA PAK REKTOR
  • Review Film: Dilan 1990

Copyright © 2016 THE CORNER OF MY WORLD . Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates