Trip To Nusa Penida 🏝

Pergi ke Nusa Penida (selanjutnya aku akan menyingkatnya: Nuspen) adalah manifestasi dalam hati sejak tahun 2016.

Dulu, aku pernah baca travel blognya Cumilebay.com yang nyeritain perjalanan penulisnya ke Nuspen di Bali. Saat itu, Nuspen belum sepopuler sekarang. 

Bahasa blognya super lucu dan humoris tapi tidak mengurangi esensi gambaran keindahan pulau Nuspen yang ada di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali itu. Pilihan kata-katanya memang lebay, seperti nama blognya. Tapi justru itu yang bikin pembaca merasa terhibur. 

Usai membaca blog itu, aku manifestasi dalam hati, suatu saat ingin bisa ke Nuspen juga. 

Sayang, saat aku buka lagi alamat blognya sekarang, sudah berubah jadi situs judol wkwkwk. 

Tuhan ternyata mendengar doa meski tak terlafadzkan. Siapa sangka, delapan tahun kemudian akhirnya aku bisa pergi ke Nusa Penida. 

Yep, 20 September 2024 kemarin akhirnya aku ikut open trip ke Nusa Penida. Salah satu keputusan impulsif yang aku ambil, di sela-sela tugasku saat ke Kuta. 

Algoritma instagram selalu bisa membaca pikiran penggunanya. Out of nowhere, tiba-tiba muncul akun jasa open trip ke Nuspen di beranda instagramku. Aku langsung mengontak cp-nya dan sat-set hanya dalam hitungan detik, aku sudah daftar open trip untuk keberangkatan esok hari. 

Sudah daftar dan bayar, baru aku berpikir, gimana kalo ini penipuan? Wkwkwk. 

Di sela kegiatan, aku ketemu Mba Rini Aldila rekan kerja kantor beda instansi yang mau join open tripku ke Nuspen. Asyik, punya teman! 

Keesokan harinya kami bertemu di titik kumpul Pelabuhan Serangan di Denpasar. 

Open trip kami ternyata diikuti 123 pax (peserta) yang semuanya (literally semuanya) bule!

Hanya kami berdua, aku dan Mba Rini yang wisatawan nusantara alias orang dalam negeri haha. Muslim dan berjilbab lagi haha. 

Aku dan Mba Rini

Di situ si aku melihat ekosistem pariwisata Bali yang udah terbangun solid banget! Hebat banget semuanya terbangun senatural itu atmosfer pariwisatanya. Semua aspek mendukung banget untuk berjalannya sistem pariwisata yang terkesan natural tanpa desain teori-teori pembangunan pariwisata yang biasanya ku dengar dari sosialisasi Dispar. 

Aku bahkan ngerasa amaze dengan tour guide nya, para bli-bli lokal Bali yang fasih banget bahasa inggris. Ngomong sama bule-bule itu udah kaya bestie tanpa terkendala salah tafsir bahasa. 

Dan aku menemukan diriku ingin juga punya pengalaman sebagai tour guide turis asing seperti itu. Kenapa telat banget si baru kepikiran sekarang! Haha. 

Mereka juga udah pro banget hospitalitynya ke tamu wisata. Mereka sangat baik dalam memperlakukan semua wisatawan. Tanpa membeda-bedakan mana wisatawan asing dan lokal. 

Saat kami di perjalanan menuju pulau Nuspen, naik fastboat berkapasitas 130 penumpang, para awak fastboatnya memperlakukan kami dengan sangat friendly and welcome. 

Seperti saat kami ga dapat kursi di dek bawah, kami dipersilakan naik ke dek atas. Sebelum menawari kami, dengan sopan para bli-bli awak kapal itu bertanya, 

"Mau di atas kah kak? Tapi bule-bulenya sambil drink party gapapa?" 

Dan kami jawab, "gapapa," haha. 

Di dek atas sambil dengerin para bli-bli kapal yang ngelawak terus πŸ˜…

Di sepanjang perjalanan mereka juga bercerita, kalau dari Nuspen kita bisa menyeberang ke Gili Trawangan di Lombok yang hanya butuh waktu 1,5 jam. 

Keindahan Bali ga ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan Lombok. Tapi Bali tetap jadi favorit bagi para bule karena di sini lebih bebas dan sesuai dengan lifestyle mereka. Dibanding Lombok yang merupakan daerah mayoritas muslim. Begitu cerita dari para bli-bli di speedboat saat perjalanan kami menuju Pulau Nuspen. 

Sesampainya di Nuspen sudah ada satu tour guide yang akan mengantar kami ke setiap destinasi wisata. Satu tour guide, memimpin enam orang wisatawan. 

Aku dan Mba Rini bertemu dengan dua pasangan bule dari Afrika dan Eropa. Yup, memang bagusnya ke sini tu sama pasangan kali yaa wkwkwk. (Crying in pain) 

Destinasi pertama kami, adalah ke pantai bertebing karang, Broken Beach dan Angel Billabong. Buat temen-temen yang berencana trip ke Nuspen, aku saranin ikut open trip aja. Itu dah paling bener. 

Karena perjalanan dari pelabuhan di Nuspen menuju spot-spot wisatanya itu cukup ngeri-ngeri sedap. Masih banyak kondisi jalan di Nuspen yang agregat batu terjal dan curam. Bukan aspal mulus. 

Kami saja rasanya sudah seperti off road di setiap perjalanan menuju destinasi wisata. 

Walau itu semua terbayarkan si, kalau sudah sampai di destinasi wisata yang bagaikan memancarkan keindahan surga di bumi. 

Broken Beach 🌊

Nahan panas sampe jidat mengkilat🌞

Oiya, Nuspen panassssss banget. Untung aku bareng mba Rini yang super well prepared! Dia bawa semua perlindungan sinar UV. Payung, topi, dan sunblock wkwkkwk. 

Angel Billabong

Spot kedua, adalah spot yang jadi primadona wisata di Nuspen. Kelingking Beach. Tebing pantai yang punya satu gugusan pulau ikonik berbentuk lumba-lumba. Ada juga yang bilang dinosaurus. Haha terserah aja. 

Kelingking Beach. Ada juga yang bilang, gugusan tebing ini tuh kaya jari kelingking sesuai namanya. 


 

Our team. Tuh liat aja, couple semua kan mereka!
(Fun fact: tour guide kami sampe manjat pohon demi ambil foto ini! Terdabest πŸ‘πŸ»)

Rasanya ga bakal lengkap seluruh perjalanan di Nuspen kalau belum ke pantai ini. 

Usai dari Kelingking Beach, kami dapat paket makan siang di resto baru lanjut lagi ke destinasi wisata terakhir di Crystal Beach. Di sini waktunya agak lama karena para bule pada berenang. 

Aku dan Mba Rini yang ga bawa baju renang akhirnya milih duduk-duduk saja di tenda sambil minum es kelapa. 


Cipak-cipuk bentar di pantai biar afdhol.

Spot wisata yang kami tuju, ternyata adalah west trip. Atau lokasi-lokasi wisata di daerah Nusa Penida Barat. Ada beberapa spot wisata yang juga terkenal di daerah timur. Seperti Diamond Beach, Rumah Pohon, dan Bukit Teletubbies. 

Jadi pastikan temen-temen memilih pilihan trip yang tepat sesuai preferensi tujuan wisata. 

Tapi buat aku yang baru pertama kali ke Nuspen si udah cukup puas banget. 

Oke segitu dulu cerita perjalananku ke Nuspen. Semoga kalian yang baca juga bisa pergi ke sana suatu saat nanti. 

Aku akan menutup tulisan ini, dengan quote meme favorit yang pasti kalian udah pernah denger:

"Kalau masalah ga ada jalan keluarnya, maka keluarlah jalan-jalan!" 

Hehe, cheers! πŸ˜‰

Khajjar RV 



Share:

0 komentar