Jakarta Kali Ini

Apa pun yang pertama kali, selalu istimewa di hati. Termasuk ke Jakarta kali ini.

Ini lah kali pertama aku ke Jakarta untuk urusan pekerjaan. Sehingga semua biaya perjalanan (alhamdulillah) dibiayai oleh kantor.

Tentu aku harus berterima kasih dengan atasan, yang sudah berkenan mempercayakan tugas kantor pertamaku di luar kota. Padahal aku ini, masih terhitung sebagai anak baru.

Meski sedikit kewalahan, karena harus menjadi multitasking. Mengerjakan banyak tugas dalam sekali jalan. Tapi Alhamdulillah, aku bisa menuntaskannya.

Dan akhirnya, aku merasakan sibuk yang aku nikmati. Diperkerjaan sebelumnya, rasanya stressfull sekali. Sibuk dan melelahkan. Yang sekarang ini, lebih stressless. Karena pekerjaannya cenderung lebih ringan dan sistematis.

Jakarta kali ini pun meski full selama empat hari hanya mengurusi urusan kantor, tanpa jalan-jalan, tetap terasa menyenangkan. Aku merasa seperti sedang 'wisata kota.' Melihat gedung-gedung tinggi, fasilitas kota yang lengkap, tata kota yang teratur, taman kota yang cantik, jalan yang super lebar, transportasi yang super canggih, dan orang-orang yang keren. 
 
 
Bagi kami anak daerah, melihat Jakarta memang "waaah" sekali. Yang biasanya hanya melihat sungai dan tongkang batu bara, lalu melihat Jakarta yang super megapolitan rasanya sungguh berbeda. Walau di sisi lain, juga merasa ngenes. Karena sungguh jelas ketimpangan yang kami rasakan.

Berada di Jakarta, rasanya sudah seperti keluar negeri. Wajar Jakarta disetarakan dengan kota metropolitan lain seperti Tokyo dan New York. Karena memang benar - benar sudah semaju itu.

Selain wisata kota, yang bisa aku lakukan di sela-sela pekerjaan, adalah wisata kuliner. Pertama, kami makan di Shaburi Senayan City. Restoran buffet makanan Jepang dan grill. Konsep grillnya langsung dengan api, jadi bisa lebih terasa. Bukan dipanggang di atas pan, seperti tempat-tempat grill lainnya. (Terima kasih Mba Indri dkk, yang sudah men-service makan di sini, hehe).


 

Hari berikutnya, sempat makan siang di Bakso Lapangan Tembak. Tempat makan yang kami pilih random, agar dekat dengan lokasi acara. Yang istimewa, aku asal saja memilih menu tongseng kambingnya. Yang ternyata, luar biasa enak sekali. Entah memang seenak itu, atau aku memang sedang lapar.

Bumbu kuahnya pas, sedap sekali. Daging kambingnya empuk dan tidak amis. Ada campuran sayur kubis untuk menetralisir konsumsi kolesterol daging. Disajikan dengan super panas + (plus) nasi hangat. Lalu ku tambahkan dengan kecap dan perasan jeruk nipis. Amboy..... Sedapnya.

Sampai lupa foto, saking laparnya.

Wisata kuliner selanjutnya, ini yang sengaja aku cari. Memang aku sempatkan, harus bisa makan The Halal Guys selama di Jakarta. Ini adalah resto makanan ala middle east dari New York. Aku sudah lama ingin makan The Halal Guys, karena menonton Vlog Gita Savitri Devi. Sejak mereka buka di Jakarta tahun 2017, aku sudah memimpikan, kapan yaa bisa makan The Halal Guys.

Dan Alhamdulillah, BM ini akhirnya keturutan. Aku menemukan gerai The Halal Guys di Grand Indonesia. Walau rasanya, not that nice seperti yang aku bayangkan.

Aku pesan menu gyro beef. Sayangnya, sajian menunya dingin. Karena memang mereka hanya menumpuk-numpuk rangkaian menu yang sudah siap. Nasi, daging sapi panggang, selada, tomat, dan roti pita. Lalu disiram bumbu merah, dan di topping dengan saus dan mayonase sesuai selera. Nasinya pun, nasi biasa. Bukan biryani.


 

Andai nasinya biryani, lalu disajikan dengan daging sapi panggang panas-panas. Pasti ah, lebih mantap. Tapi tidak papa, yang penting sudah merasakan. Jadi bisa melunaskan keinginan.

Sudah itu saja. Agenda ku di Jakarta kembali disibukkan dengan urusan pekerjaan. Tidak sempat jalan-jalan melihat tempat-tempat ikonik di Jakarta. Ke SCBD melihat Citayam Fashio Week misalnya, wkkwkwk. Bahkan ingin merasakan naik KRL saja, tidak sempat. Padahal sudah download aplikasinya.

Susah juga, karena sahabatku Whyda, tour guide terbaikku di Jakarta sudah tidak ada di sana. Saat aku ke Jakarta kala itu, Whyda lah yang menemani dan bercerita segala hal tentang Jakarta. Tidak ada Whyda di Jakarta, rasanya sedikit berbeda.

Demikian Jakarta Kali Ini. Semoga akan ada Jakarta Lain Kali. 

Khajjar RV








Share:

0 komentar